Senin, 22 September 2025
Selular.ID -

Huawei Catat Laba Bersih Turun 32% di Semester I 2024

BACA JUGA

Selular.id – Huawei melaporkan penurunan laba bersih sebesar 32% pada semester pertama 2024, meskipun pendapatan perusahaan meningkat 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Raksasa teknologi asal China ini membukukan laba bersih sebesar 37 miliar yuan (sekitar US$5,17 miliar) untuk periode Januari hingga Juni, turun dari capaian sebelumnya. Di sisi lain, pendapatan Huawei mencapai 427 miliar yuan, mencatatkan pendapatan tertinggi sejak 2020.

Penurunan laba ini terjadi di tengah upaya Huawei yang terus meningkatkan belanja penelitian dan pengembangan (R&D). Perusahaan mengalokasikan dana sebesar 96,9 miliar yuan untuk R&D pada paruh pertama tahun ini, naik dari 88,9 miliar yuan pada periode yang sama tahun 2023. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap sanksi Amerika Serikat yang membatasi akses Huawei terhadap chip canggih sejak 2020.

Huawei telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan chip dan peralatan pembuatan chip untuk mengatasi dampak sanksi tersebut. Salah satu hasilnya adalah kembalinya Huawei ke pasar telepon pintar premium 5G dengan meluncurkan seri Mate 60 pada 2023, yang sebagian besar dijual di China. Meski demikian, perusahaan tidak memberikan rincian pendapatan untuk masing-masing unit bisnis pada semester pertama tahun ini.

Data dari IDC menunjukkan bahwa Huawei mengirimkan 26,6 juta unit telepon pintar secara global pada paruh pertama 2024, meningkat 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 95% dari total pengiriman tersebut ditujukan ke pasar China, mengindikasikan fokus perusahaan pada pangsa pasar domestik.

Strategi Huawei Hadapi Tantangan Global

Larangan akses ke chip canggih dari AS telah memaksa Huawei untuk berinovasi dan mengembangkan kemampuan mandiri di bidang teknologi semikonduktor. Perusahaan tidak hanya berfokus pada pengembangan produk konsumen seperti smartphone, tetapi juga memperkuat bisnis di sektor cloud computing dan infrastruktur digital. Huawei Cloud disebut-sebut membangun fondasi kuat untuk ekosistem industri digital dan menciptakan peluang baru di berbagai sektor.

Investasi besar dalam R&D juga menjadi kunci bagi Huawei untuk tetap kompetitif di tengah tekanan geopolitik. Sebelumnya, Huawei diketahui meningkatkan dana R&D dan memperluas bisnis baru sebagai strategi untuk mempertahankan pertumbuhan. Langkah ini terbukti membantu perusahaan menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan akses ke teknologi dari pihak AS.

Dukungan Huawei terhadap pengembangan kemampuan manufaktur chip dalam negeri juga turut mendorong kemajuan perusahaan seperti SMIC. SMIC disebut mulai bersaing dengan raksasa semikonduktor global seperti TSMC dan Samsung berkat kolaborasi dengan Huawei. Hal ini menunjukkan bagaimana Huawei tidak hanya fokus pada bisnis intinya, tetapi juga berkontribusi pada penguatan ekosistem teknologi China secara keseluruhan.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Huawei tetap optimis dengan prospek bisnisnya ke depan. Perusahaan terus berekspansi ke berbagai segmen pasar, termasuk pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) yang semakin banyak diadopsi di berbagai industri. Meski demikian, adopsi AI di sektor-sektor seperti keuangan dan manufaktur masih menghadapi kendala tertentu, termasuk di pasar seperti Indonesia.

Dampak pada Pasar Global dan Masa Depan Huawei

Laporan keuangan Huawei semester pertama 2024 ini memberikan gambaran tentang ketahanan perusahaan di tengah tekanan geopolitik dan persaingan global. Meski laba bersih mengalami penurunan, peningkatan pendapatan menunjukkan bahwa Huawei masih mampu mempertahankan kinerja operasionalnya.

Fokus pada pasar China juga menjadi strategi yang cukup efektif bagi Huawei untuk mengurangi ketergantungan pada pasar global yang semakin tidak pasti. Dengan 95% pengiriman smartphone ditujukan ke pasar domestik, Huawei membangun basis yang kuat di rumah sendiri sebelum kembali berekspansi secara global.

Di sisi lain, hubungan Huawei dengan pemasok global seperti Qualcomm juga mengalami perubahan signifikan. Qualcomm disebut tidak terlalu berharap pada pendapatan dari Huawei mengingat pembatasan yang diberlakukan AS dan upaya Huawei untuk mengembangkan teknologi mandiri.

Ke depan, Huawei diperkirakan akan terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi mandiri, tidak hanya di bidang smartphone tetapi juga di sektor-seperti komputasi awan, AI, dan infrastruktur 5G. Langkah ini sejalan dengan visi China untuk mencapai kemandirian teknologi di tengah persaingan global yang semakin ketat.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU