Selular.ID – Guna menjaring anak muda yang kreatif dan ingin mengembangkan bisnis melalui aplikasi digital, Telkomsel rutin menggelar The NextDev. Lewat The NextDev, Telkomsel terlibat langsung dalam pengembangan ekosistem startup dan inovasi teknologi di Indonesia.
Ajang ini mampu menyedot animo tinggi dari kalangan milenial, yang ingin berbuat lebih banyak bagi masyarakat meski masih berusia muda.
Untuk mensukseskan event ini, tentu saja Telkomsel tidak bekerja sendiri. Layaknya ajang pencarian bakat, The NextDev yang rutin digelar sejak 2015, juga melibatkan para praktisi yang telah berhasil membangun bisnis yang berawal dari start up.
Selain bertugas sebagai juri, mereka juga menjadi nara sumber yang bisa menginspirasi para calon pengusaha rintisan itu.
Para praktisi itu di antaranya adalah Yoris Sebastian (Founder & Creative Thinker OMG Consulting), Iman Usman (Co Founder & CEO Ruang Guru), Dennis Adhiswara (CEO Layaria), Peter Shearer (Managing Director AR & Co), dan Yansen Kamto (Founder Kibar), Vikra Ijas (CPO Kitabisa), dan Gibran Huzaifah (Founder & CEO eFishery).
Dari sederet nama tersebut, sosok Gibran memang cukup menonjol dalam ajang NextDev. Berkat keterlibatannya sebagai juri, namanya semakin dikenal luas sebagai professional start up yang tengah berkembang luas di Indonesia.
Begitu pun dengan eFishery yang semakin moncer. Sejak awal didirikan pada 2013, eFishery mengusung banyak kelebihan dibandingkan start-up lainnya, terutama dari sisi ekosistem yang terintegrasi.
Ekosistem tersebut meliputi marketplace pakan ikan dan udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara bisnis ke bisnis, serta akses keuangan bagi pembudidaya ikan.
Kehadiran eFishery telah mendukung lebih dari 70 ribu pembudidaya ikan dan petambak udang di lebih dari 280 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Dampak nyata dari kehadiran eFishery terungkap dari sejumlah kajian. Salah satunya datang dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Pada 2022, lembaga itu mencatat bahwa eFishery mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 3,4 triliun atau setara 1,55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sektor akuakultur Indonesia pada 2022.
Dengan berbagai prestasi tersebut, dalam waktu relatif singkat, Gibran yang merupakan alumnus ITB, mampu menjadikan eFishery, menjadi unicorn karena valuasinya melesat mencapai USD 1 milyar pada 2023.
Semua berkat pendanaan yang diraih dari venture-venture capital. Tak tanggung-tanggung, terdapat 11 investor yang percaya bahwa eFishery kelak akan membawa keuntungan.
Mereka adalah SoftBank Group Corp. (Jepang)Temasek Holdings Pte. (Singapura), Sequoia India and Southeast Asia (sekarang Peak XV Partners), 42XFund (Abu Dhabi), Social Capital (California, AS), Aqua-Spark (Belanda), Wavemaker Partners (Singapura), 500 Global (San Francisco, AS), Northstar Group (Singapura), Go-Ventures (sekarang Argor Capital), dan Kumpulan Wang Persaraan/KWAP (Malaysia).
Baca Juga: Telkomsel Raih Enam Penghargaan Internasional dari Ookla Speedtest Awards 2025
Di mata para investor, eFishery memang menjanjikan. Semua berkat pemanfaatan teknologi yang mendorong efisiensi sekaligus produktifitas.
Prestasi yang diraih eFishery tentu saja berdampak langsung pada Gibran. Berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional mengalir deras.
Lusinan penghargaan itu, membuktikan tangan dinginnya. Seperti Best of the Best Young Entrepreneur Indonesia 2013 dari Kementerian UMKM, 1st International Winner, Get In The Ring International 2014, di Rotterdam, Belanda, hingga Forbes 30 Under 30 Asia yang dikeluarkan Majalah Forbes pada April 2017.
Gibran juga menjadi salah satu tokoh Fortune 40 Under 40 Indonesia, yang dikeluarkan Majalah Fortune pada April 2022.
Namun siapa sangka, dibalik kemegahan tersebut, pengelolaan eFishery ternyata kacau balau. Pada Desember tahun lalu, Gibran Huzaifah dicopot dari jabatan Direktur Utama/CEO karena diduga menyelewengkan dana perusahaan.
Dewan direksi eFishery juga memberhentikan CPO perusahaan Chrisna Aditya sementara waktu. Pemberhentian keduanya menyusul penyelidikan dugaan kesalahan pelaporan keuangan atas kinerja dan pendapatan di perusahaan tersebut.
Pasca pemberhentian tersebut, penyidikan yang dilakukan kepolisian terus berkembang. Pada Kamis (31/7), Bareskrim Polri memutuskan untuk menahan Gibran.
Gibran diduga memanipulasi data keuangan dengan menggelembungkan angka pendapatan perusahaan hingga mencapai 600 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,74 triliun selama periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2024.
Tak cuma Gibran, Bareskrim Polri juga menahan dua orang lainnya, yaitu Wakil Presiden eFishery Angga Hadrian Raditya, dan Wakil Presiden Pembiayaan Budidaya Andri Yadi.

Masuk Dalam Majalah Bisnis Terkemuka Forbes
Penahanan Gibran terasa ironis. Pasalnya, setahun lalu, persisnya pada Oktober 2023, ia masuk ke dalam majalah global Forbes. Menjadikannya segelintir pengusaha muda Indonesia yang sukses dan diakui oleh Forbes.
Dalam muatan artikel Forbes, seluruh perjalanan hidup Gibran diungkap mulai dari perjuangannya beternak ikan untuk biaya kuliah hingga berdirinya eFisheri yang menjadi perusahaan digital yang melibatkan 300.000 tambak ikan dan mampu berekspansi ke India dan negara lainnya.
Bukan tanpa alasan, masuknya perjalanan Gibran ke Forbes menjadi bukti keberhasilan dirinya membangun bisnis dari nol dan dari latar belakang yang terbatas.
Hingga mampu menuai hasil membanggakan yang dibuktikan dengan status unicorn yang disandang eFishery sebagai startup bernilai US$1 miliar.
Dalam merayakan keberhasilannya itu, Gibran tampil unik. Alih-alih menggunakan stelan formal layaknya pebisnis sukses, Gibran menunjukkan tampilan berbeda dengan jas dan dasi ikan gurame yang mencolok.
Sayangnya, laporan Bloomberg tersebut malah menjadi titik balik. Alih-alih menjadikan eFishery sebagai decacorn selanjutnya setelah Gojek dan Tokopedia, karir cemerlang Gibran justru menukik karena praktek manipulasi keuangan.
Tak dapat dipungkiri nasib eFishery kini diujung tanduk. Begitu pun dengan Gibran. Jika sebelumnya dielu-elukan, namun ke depan bisa saja akan dilupakan. From hero to zero ..
Baca Juga: Indonesia Dominasi ASEAN Digital Awards 2025, Surplus dan eFishery Raih Penghargaan