Selular.id – Samsung secara resmi mengumumkan bahwa Exynos 2600 akan menjadi chipset 2nm GAA pertama mereka. Meski belum memberikan perbandingan performa secara detail, perusahaan asal Korea Selatan itu menyebut bahwa Neural Processing Unit (NPU) pada chipset terbarunya akan memberikan peningkatan performa yang signifikan. Kini, bocoran benchmark terbaru mengungkap bagaimana performa Exynos 2600 dalam uji single-core dan multi-core.
Bocoran terbaru dari Geekbench 6 menunjukkan bahwa Exynos 2600 berhasil mencetak skor single-core sebesar 3.309 dan multi-core sebesar 11.256. Angka ini menjadi pencapaian penting bagi Samsung, mengingat dalam kurun waktu yang cukup lama, chipset Exynos kerap tertinggal dari pesaingnya. Hasil ini juga menandai kemajuan signifikan dibandingkan generasi sebelumnya, dengan peningkatan hingga 53,5 persen pada skor single-core dan multi-core.
Exynos 2600 dilengkapi dengan konfigurasi CPU 10-core, dengan core tercepat berjalan pada kecepatan 3.80GHz. Chipset ini tidak hanya unggul dibandingkan Dimensity 9500, tetapi juga mampu bersaing dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5, meski dalam kondisi underclock. Sebelumnya, Snapdragon 8 Elite 2 bocor di Geekbench dengan skor yang lebih tinggi, namun perbedaan keduanya terpaut tipis.
Snapdragon 8 Elite Gen 5, yang sebelumnya dikenal sebagai Snapdragon 8 Elite Gen 2, baru-baru ini diuji pada perangkat Galaxy S26 Edge. Chipset Qualcomm tersebut berhasil mencetak skor single-core 3.393 dan multi-core 11.515. Namun, penting dicatat bahwa pengujian dilakukan dengan performa core yang berjalan pada 4.00GHz, bukan kecepatan penuh 4.74GHz. Artinya, masih ada ruang untuk peningkatan performa lebih lanjut.
Dengan perbedaan hanya 2,5 persen, Exynos 2600 dan Snapdragon 8 Elite Gen 5 dalam kondisi underclock hampir seimbang. Namun, pertanyaan besar masih mengemuka: bagaimana performa Exynos 2600 ketika berhadapan dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang berjalan pada kecepatan penuh? Selain itu, faktor konsumsi daya juga menjadi perhatian, terutama ketika chipset ini nantinya digunakan pada seri Galaxy S26.
Baca Juga:
Keberhasilan Exynos 2600 tidak lepas dari penerapan teknologi 2nm Gate-All-Around (GAA) yang menjadi lompatan signifikan dalam desain chipset. Teknologi ini memungkinkan efisiensi daya dan performa yang lebih baik dibandingkan proses manufaktur sebelumnya. Samsung bukan satu-satunya yang mengembangkan chip 2nm; TSMC juga memproduksi massal chip 2nm dengan Apple sebagai pengguna utama.
Meski hasil benchmark menunjukkan kemajuan, performa akhir Exynos 2600 masih perlu dilihat dalam kondisi nyata. Pengoptimalan lebih lanjut dan pengujian terhadap variasi beban kerja akan menentukan sejauh mana chipset ini mampu bersaing di pasar flagship. Samsung diketahui tengah berupaya memperbaiki citra Exynos, yang sebelumnya kerap dikritik karena masalah overheating dan efisiensi daya.
Persaingan chipset flagship semakin ketat dengan kehadiran Exynos 2600. Selain bersaing dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5, chipset Samsung ini juga harus menghadapi saingan seperti Dimensity series dari MediaTek. Sebelumnya, Snapdragon 8 Elite vs Dimensity 9300 Plus sudah menunjukkan persaingan sengit di segmen menengah atas.
Kemunculan Exynos 2600 membawa angin segar bagi Samsung, yang sebelumnya lebih banyak mengandalkan Snapdragon untuk varian flagship tertentu. Dengan peningkatan performa dan efisiensi, bukan tidak mungkin Exynos 2600 akan menjadi pilihan utama untuk seri Galaxy S26 di berbagai region. Namun, semua masih tergantung pada hasil uji coba lebih lanjut dan respons pasar.
Perkembangan teknologi chipset terus berlanjut, dan Exynos 2600 menjadi bukti bahwa Samsung serius dalam berinovasi. Dengan dukungan teknologi 2nm GAA, chipset ini tidak hanya mengejar ketertinggalan tetapi juga berpotensi menjadi pemain utama di industri mobile processor. Ke depannya, hasil pengujian lebih komprehensif akan memberikan gambaran jelas mengenai kemampuan sebenarnya dari Exynos 2600.