Selular.ID – Pasar kacamata pintar sedang mengalami kebangkitan setelah produk pertama Google Glass gagal pada 2015.
Pada paruh pertama 2025, menurut Counterpoint Research, pengiriman kacamata pintar global meningkat 110% year-on-year (YoY), dan permintaan kacamata pintar berteknologi AI melampaui kacamata pintar tradisional.
“Kacamata pintar masa kini menawarkan proposisi nilai yang jelas – kegunaannya masuk akal dan harganya tepat. Namun, gaya juga sama pentingnya”, ujar ujar Flora Tang, analis senior Counterpoint.
“Tidak ada yang ingin terlihat seperti Robocop atau merasa seperti sedang mengarahkan kamera ke wajah seseorang. Teknologi telah berkembang pesat dan kacamata pintar masa kini sudah tidak asing lagi, bahkan bisa dibilang bergaya”, tambah Flora.
Laporan Counterpoint menunjukkan, kacamata pintar AI menyumbang 78% dari pengiriman kacamata pintar global, dan segmen pasar AI tumbuh 250% YoY.
Di sisi lain, kacamata pintar dasar, yang sebagian besar merupakan kacamata audio pintar, hanya menguasai 22% pangsa pasar kacamata pintar global.
Produsen kacamata audio pintar antara lain Huawei, Amazon, dan Mijia (merek ekosistem Xiaomi).
Meskipun kacamata pintar telah tersedia selama sekitar satu dekade, AI memperkenalkan aplikasi yang “jauh lebih keren”, ujar Marc Einstein, Direktur Riset Counterpoint Research.
Kacamata AI memiliki lebih banyak fitur dibandingkan kacamata standar. Selain menyediakan fitur pengambilan foto dan video, kacamata pintar AI menyediakan pengenalan gambar dan objek, sesi tanya jawab berbasis ensiklopedia, terjemahan langsung, dan banyak lagi.
Kacamata AI Xiaomi dan Quark AI Glasses dari Alibaba (masih dalam tahap pra-komersial) sedang menjajaki opsi pembayaran berbasis perangkat sehingga pengguna dapat membayar barang dagangan dengan kacamata pintar mereka, alih-alih membayar dengan tap-to-pay melalui ponsel pintar mereka.
Aplikasi masa depan untuk kacamata pintar AI dapat mencakup bantuan jaringan – kacamata dapat mengenali seseorang yang pernah ditemui pengguna sebelumnya dan melakukan sinkronisasi dengan LinkedIn mereka untuk memberikan informasi tambahan, kata Einstein.
Meskipun bermanfaat, fitur-fitur ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang privasi.
Counterpoint memperkirakan bahwa model kacamata AI baru – dari Meta, Alibaba, dan OEM yang lebih kecil – akan diluncurkan pada paruh kedua tahun ini, termasuk rilis mendatang dari Meta, Alibaba, dan beberapa pemain yang lebih kecil.
Meta baru-baru ini meluncurkan kacamata Oakley Meta pada Juni lalu, yang memiliki daya tahan baterai dan kualitas perekaman video yang lebih baik dibandingkan Kacamata Ray-Ban Meta AI.
Model kacamata Meta AI lainnya kemungkinan akan diluncurkan selama Meta Connect pada 17 September mendatang.
Baca Juga: Perang Sengit Kacamata AI: Xiaomi Vs Meta, Siapa Lebih Unggul?
Ray-Ban Meta Merajai Pasar Kaca Mata Pintar
Permintaan yang kuat untuk Kacamata Pintar Ray-Ban Meta, yang pangsa pasarnya naik 73% di semester pertama, telah menjadi anugerah besar bagi pasar kacamata pintar.
Ray-Ban Meta menjual 1 juta kacamata pintar sepanjang 2024, dan diperkirakan akan menjual antara 2 juta hingga 5 juta pasang pada akhir tahun ini.
Pendatang baru – termasuk Xiaomi, yang meluncurkan Kacamata AI Xiaomi; dan TCL-RayNeo, yang memiliki kacamata seri RayNeo V3 – juga turut mendongkrak pasar kacamata pintar.
Meskipun kacamata AI Xiaomi hanya dijual selama sekitar seminggu di semester pertama, kacamata tersebut merupakan model terlaris keempat secara keseluruhan dan produk terlaris ketiga di segmen kacamata AI.
Kopin Solos, yang memiliki kacamata seri Kopin Solos AirGo V; dan Thunderobot, yang memproduksi kacamata pintar AURA, juga termasuk di antara OEM kacamata AI teratas.
Mitra produksi Meta, Luxottica, telah menjadi kunci kesuksesan Meta dengan meningkatkan skala produksi, menyediakan beragam gaya produk, dan melalui penjualan ritel, kata Counterpoint.
Jaringan ritel Luxottica seperti Ray-Ban, Sunglass Hut, dan LensCrafters telah memainkan peran penting dalam berkontribusi pada penjualan Kacamata Pintar Ray-Ban Meta. Pengiriman Kacamata Ray-Ban Meta AI meningkat lebih dari 200% YoY di semester pertama 2025.
Namun, kacamata pintar belum tersedia secara luas melalui saluran penyedia layanan (service provider). Kebanyakan operator selular masih menjajaki peluang menjual kaca mata pintar AI.
“Operator telekomunikasi global belum secara agresif mempromosikan kacamata pintar, tetapi ada beberapa pengecualian,” kata Einstein.
“Operator Tier 1 seperti NTT Docomo dan Deutsche Telekom telah berinvestasi besar dalam R&D untuk merancang produk kacamata pintar mereka sendiri, tetapi ini lebih ditujukan untuk penggunaan perusahaan.”
Banyak penyedia layanan menunggu hingga lebih banyak perangkat berkemampuan seluler muncul di pasar kacamata pintar, yang kemudian dapat dimasukkan oleh operator ke dalam paket data, jelas Einstein.
Ada beberapa contoh awal bundling layanan jenis ini dari operator Korea Selatan, tambahnya.
Kebanyakan kacamata pintar saat ini terhubung ke ponsel pintar melalui Bluetooth, dan beberapa kacamata pintar memang memiliki konektivitas 4G LTE terintegrasi.
Namun, kacamata pintar berkemampuan 5G kurang umum “karena modemnya terlalu besar dan boros daya,” kata Einstein.
China Menjadi Kawasan Kunci Pertumbuhan
Secara regional, wilayah-wilayah di mana Kacamata Ray-Ban Meta AI tersedia memimpin dalam pengiriman kacamata pintar global, termasuk Amerika Utara, Eropa Barat, dan Australia.
Meta dan Luxottica diluncurkan di India, Meksiko, dan UEA pada kuartal kedua, yang mendorong peningkatan pangsa pengiriman di pasar-pasar tersebut.
AS saat ini memimpin dalam hal adopsi kacamata pintar, sebagian besar karena permintaan kacamata pintar Ray-Ban Meta, kata Einstein. Namun, Tiongkok “benar-benar mendorong generasi berikutnya” kacamata pintar, tambahnya.
“Saya pikir negara yang perlu diperhatikan saat ini adalah Tiongkok karena ketiga operator seluler di negara tersebut meluncurkan kacamata AI yang dikembangkan sendiri dengan fungsi-fungsi seperti eSIM dan hosting LLM di perangkatnya,” kata Einstein.
“Akan menarik untuk melihat kasus penggunaan dan model bisnis seperti apa yang muncul dari upaya-upaya ini.”
Baca Juga: Halo X: Kacamata Pintar yang Rekam Semua Percakapan untuk AI
Produsen Chipset Mulai Merambah Pasar
Sejumlah produsen chipset juga sedang mengembangkan solusi kacamata pintar mereka: Qualcomm baru-baru ini meluncurkan versi terbaru sistem-pada-chip (SoC) kacamata pintarnya – AR 1+ Gen 1.
Produsen chipset asal China, Allwinner Technology, juga “memasuki pasar dengan solusi SoC terjangkau yang ditujukan untuk mendukung kacamata pintar yang lebih terjangkau,” kata Counterpoint.
Selain Qualcomm dan Allwinner, sejumlah produsen chipset AI Glass di antaranya adalah Arm, Espressif, STM32N6, Unisoc, Ingenic, dan StarCent Technology.
Dengan animo konsumen yang terbilang tinggi, pasar kacamata pintar diperkirakan akan terus meroket hingga 2026, dan untungnya, kebijakan tarif belum berdampak signifikan pada pasar kacamata pintar.
Selain itu, Counterpoint memperkirakan pasar kacamata pintar akan tumbuh dengan CAGR lebih dari 60% antara 2024 dan 2029.
Laporan yang dikeluarkan Counterpoint, memperkuat kajian pasar dari berbagai lembaga lainnya, seperti Wellsenn XR.
Menurut laporan data Wellsenn XR, penjualan global kacamata AI akan mencapai 1,52 juta unit pada 2024, dan akan melonjak menjadi 3,5 juta unit pada tahun 2025, meningkat 130% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2029, akan mencapai 60 juta unit, dan pada 2035, penjualan global kacamata AI dapat mencapai 1,4 miliar unit.
Baca Juga: Meta Alihkan Fokus ke Smart Glasses Setelah Penjualan Quest 3 Turun