Kamis, 7 Agustus 2025
Selular.ID -

Apple Tambah Investasi $100 Miliar di AS, iPhone Tetap Diproduksi di Luar Negeri

BACA JUGA

Selular.id – Apple akan mengumumkan rencana investasi tambahan senilai $100 miliar di Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan produksi domestik. Pengumuman ini akan dilakukan bersama Presiden Donald Trump sebagai bagian dari upaya pemerintah AS menarik kembali lapangan kerja manufaktur. Investasi ini menambah komitmen sebelumnya sebesar $500 miliar yang diumumkan Apple awal tahun ini.

Dengan total investasi mencapai $600 miliar, Apple memperkirakan akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru di AS. Sebagian dana akan dialokasikan untuk membangun akademi pelatihan bagi pekerja manufaktur dan teknisi, mengingat kurangnya tenaga terampil di AS untuk mengoperasikan pabrik canggih seperti milik Apple.

Meski demikian, produksi iPhone tidak akan dipindahkan ke AS dalam waktu dekat. Trump sebelumnya menekan Apple untuk memproduksi iPhone di dalam negeri, bahkan mengancam akan mengenakan tarif impor 25% jika tidak dipenuhi. Namun, kompleksitas rantai pasokan dan kurangnya infrastruktur pendukung membuat hal ini sulit direalisasikan.

iPhone 15 Pro lineup

Kompleksitas Produksi iPhone di Luar China

Apple mengandalkan jaringan pabrik dan pemasok di China yang telah terbangun selama puluhan tahun. Sebagai contoh, pabrik di China mampu memproduksi jutaan iPhone setiap bulan dengan dukungan ratusan ribu pekerja dan pemasok komponen yang berlokasi berdekatan. “Seluruh rantai pasokan ada di China sekarang. Butuh sekrup khusus? Pabriknya hanya berjarak beberapa blok,” ujar laporan The New York Times pada 2019.

CEO Apple Tim Cook juga pernah menjelaskan bahwa AS kekurangan tenaga terampil di bidang manufaktur. “Anda bisa mengumpulkan semua ahli peralatan di AS dalam satu ruangan. Di China, butuh beberapa lapangan sepak bola,” kata Cook dalam wawancara dengan “60 Minutes” pada 2019.

Upaya Diversifikasi ke India Hadapi Kendala

Apple telah mencoba memindahkan sebagian produksi iPhone ke India, tetapi prosesnya tidak semulus di China. Sekitar 10-15% iPhone kini diproduksi di India, namun ada masalah dalam kualitas komponen dan kecepatan produksi. Sebuah laporan bahkan menyebut produksi iPhone di India “10 kali lebih lambat” dibandingkan di China.

Selain itu, China baru-baru ini menarik kembali ratusan insinyur Foxconn yang membantu produksi di India. Tantangan serupa pernah dialami Apple saat memproduksi Mac Pro di AS beberapa tahun lalu, di mana kekurangan pasokan sekrup sempat mengganggu produksi.

Meski investasi besar-besaran ini patut diapresiasi, produksi iPhone tetap akan berpusat di luar AS untuk beberapa tahun ke depan. Membangun pabrik sebesar Foxconn di AS membutuhkan waktu minimal lima tahun, sehingga tidak masuk akal bagi Apple untuk memulai proyek yang baru selesai setelah pemerintahan Trump berakhir.

Di Indonesia sendiri, Apple juga telah menunjukkan komitmen investasi, meski beberapa pihak menilai potensinya masih terbatas. Seperti dilaporkan sebelumnya, ekonom menilai investasi Apple kurang menarik di Indonesia, sementara Kementerian Perindustrian menyatakan Apple telah memenuhi kewajiban investasinya.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU