Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Starlink Lumpuh Total 2,5 Jam Akibat Gagal Software Internal

BACA JUGA

Selular.id – Layanan internet satelit Starlink mengalami gangguan serius yang menyebabkan jaringan mati total selama 2,5 jam di beberapa negara pada Kamis (24/7) kemarin. Reuters melaporkan kegagalan software internal sebagai penyebab utama, membuat puluhan ribu pengguna tidak bisa mengakses internet.

Pengguna di Amerika Serikat (AS) dan Eropa mulai mengalami pemutusan akses sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Menurut data dari situs Downdetector, sebanyak 61.000 pengguna melaporkan kendala mengakses layanan Starlink. Wilayah AS yang terdampak antara lain Seattle, San Francisco, Phoenix, Dallas, hingga New York.

Starlink yang memiliki 6 juta pelanggan di 140 negara ini akhirnya memberikan penjelasan resmi melalui akun X. Michael Nicolls, VP Starlink Engineering, mengungkapkan bahwa layanan telah kembali normal setelah tim berhasil mengatasi masalah software. “Kelumpuhan jaringan disebabkan kegagalan layanan software internal yang mengoperasikan jaringan inti,” ujarnya.

Permintaan Maaf dari Elon Musk

Elon Musk, pemilik SpaceX yang menaungi Starlink, turut meminta maaf atas insiden ini. Melalui akun X-nya, Musk menulis: “Maaf untuk gangguan ini. SpaceX akan memperbaiki akar permasalahannya untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi.”

Gangguan skala besar seperti ini tergolong langka bagi Starlink yang dikenal dengan ketahanan dan pertumbuhannya yang cepat. Doug Madory dari Kentik menyebutkan, “Ini kemungkinan merupakan gangguan terlama yang pernah dialami Starlink, setidaknya selama menjadi penyedia layanan utama.”

Ekspansi dan Tantangan Starlink

Seiring bertambahnya pengguna, SpaceX terus memperbarui jaringan Starlink untuk memenuhi permintaan bandwidth yang lebih tinggi. Perusahaan ini juga sedang memperluas konstelasi satelitnya dengan model yang lebih besar dan kuat. Salah satu inisiatif terbaru adalah layanan pesan teks langsung ke ponsel, khususnya untuk daerah pedesaan.

Sejak 2020, SpaceX telah meluncurkan 8.000 satelit Starlink di orbit rendah Bumi (LEO). Teknologi ini memungkinkan penyediaan internet di wilayah terpencil yang sulit dijangkau infrastruktur darat. Namun, seperti terlihat dalam insiden ini, ketergantungan pada software tetap menjadi titik rawan.

Starlink sebelumnya juga pernah menjadi solusi krisis internet, seperti saat diaktifkan di Ukraina untuk mengatasi gangguan internet akibat konflik. Namun, tantangan dari pesaing seperti Project Kuiper milik Amazon dan layanan terrestrial seperti yang dikembangkan Telkomsel membuat Starlink harus terus berinovasi.

Insiden kali ini menjadi pengingat bahwa bahkan layanan internet satelit canggih pun tidak kebal terhadap gangguan teknis. SpaceX diharapkan dapat segera mengimplementasikan solusi permanen untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU