Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Komdigi Sebut Starlink akan Tambah Frekuensi E-Band di Indonesia

BACA JUGA

Selular.id – Starlink resmi menghentikan sementara layanan internet untuk pelanggan baru di Indonesia. Kebijakan ini tertuang dalam pemberitahuan bertajuk ‘Catatan Penting untuk Pelanggan Baru di Indonesia’ yang dirilis perusahaan milik Elon Musk tersebut. Selain itu, aktivasi kit baru juga dihentikan sementara bagi pelanggan yang membeli melalui retail atau penjual pihak ketiga.

Starlink, yang mengandalkan teknologi satelit orbit rendah (LEO), sebelumnya berkomitmen menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di daerah terpencil dan pedesaan. Namun, ekspansi bisnisnya ke berbagai negara, termasuk Indonesia, kini menghadapi penyesuaian. Kebijakan ini muncul setelah KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) memberikan saran untuk mendorong penetrasi pasar 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) melalui kemitraan dengan operator telekomunikasi lokal dan UMKM.

Di Indonesia, kehadiran Starlink sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan operator seluler. PT Telkom, misalnya, mengakui bahwa persetujuan pemerintah untuk Starlink masuk ke segmen ritel (B2C) dapat mengancam bisnis mereka. Sebelumnya, Starlink hanya beroperasi di segmen bisnis (B2B) melalui kerja sama dengan Telkomsat, anak usaha Telkom.

Dampak pada Pasar Telekomunikasi

Masuknya Starlink ke Indonesia dinilai membawa angin segar bagi daerah yang kesulitan akses internet. Namun, kebijakan terbaru ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan layanan. Starlink sendiri telah mengaktifkan layanan Direct to Cell di beberapa negara, yang memungkinkan koneksi internet langsung melalui satelit tanpa infrastruktur darat.

Frekuensi E-Band, yang berjalan pada 70 GHz hingga 80 GHz, disebut-sebut sebagai solusi backhaul berkapasitas tinggi untuk layanan broadband. Seperti diungkapkan dalam analisis sebelumnya, spektrum ini cocok untuk aplikasi point-to-point nirkabel dan komunikasi berkapasitas tinggi. Namun, belum jelas apakah Starlink akan memanfaatkan frekuensi ini di Indonesia.

Sementara itu, perkembangan teknologi 5G dan 5.5G terus berlanjut, seperti inovasi terbaru dari Huawei. Hal ini menambah dinamika persaingan di industri telekomunikasi Tanah Air, di mana Starlink harus bersaing dengan operator lokal yang sudah mapan.

Kebijakan penangguhan layanan pelanggan baru Starlink ini masih belum jelas jangka waktunya. Namun, langkah ini bisa menjadi sinyal bagi regulator dan pelaku industri untuk mengevaluasi kembali strategi penetrasi pasar teknologi satelit di Indonesia.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU