Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Merger Mitratel dan Tower Bersama Masih Tahap Awal

BACA JUGA

Selular.id – Pembahasan merger antara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) masih berada pada tahap awal. Sumber menyebut belum ada kepastian kesepakatan, mengingat proses due diligence dan penilaian strategis yang masih berlangsung.

Pihak Telkom Indonesia selaku induk MTEL memilih tidak berkomentar terkait kabar tersebut. Sementara itu, Mitratel, Tower Bersama, dan Danantara belum memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi hingga berita ini diturunkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri telekomunikasi nasional memang diwarnai aksi merger skala besar. Di antaranya penggabungan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan nilai transaksi US$6,5 miliar, serta merger antara CK Hutchison dan Ooredoo yang melahirkan PT Indosat senilai US$6 miliar pada 2022 lalu.

Sejarah Kemitraan MTEL dan TBIG

Dalam kurun waktu 2014-2015 lalu, saham MTEL sempat ditawarkan induknya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ke TBIG. Saat itu, TLKM berencana melakukan pertukaran saham dengan TBIG, di mana Telkom melepas 49% kepemilikan sahamnya di Mitratel dan menerima sebanyak 290 juta saham baru TBIG.

Jumlah saham tersebut setara dengan sekitar 5,7% dari total modal TBIG setelah aksi penerbitan saham baru. Jika transaksi awal tersebut terjadi, pengendalian operasional dan konsolidasi laporan keuangan Mitratel akan berada di bawah manajemen TBIG.

Selanjutnya, Telkom memiliki hak opsi untuk menukar sisa 51% sahamnya di Mitratel dalam waktu dua tahun, yang akan dikonversi menjadi tambahan 472,5 juta saham baru TBIG. Jika opsi ini dijalankan secara penuh, Telkom berpotensi menjadi pemegang 13,7% saham TBIG setelah seluruh saham baru diterbitkan.

Dinamika Industri Menara Telekomunikasi

Industri menara telekomunikasi terus mengalami konsolidasi seiring dengan meningkatnya kebutuhan infrastruktur jaringan. Merger antara MTEL dan TBIG, jika terjadi, akan menciptakan entitas baru dengan portofolio menara yang lebih besar.

Sebelumnya, kinerja TOWR, MTEL, dan TBIG sempat menjadi sorotan seiring dengan masuknya pemain baru seperti Starlink. Persaingan di sektor infrastruktur telekomunikasi semakin ketat, mendorong perusahaan untuk mencari efisiensi melalui sinergi.

Selain itu, 18 perusahaan telekomunikasi yang tercatat di BEI terus berupaya memperkuat posisi di tengah tantangan pasar. Merger dan akuisisi menjadi salah satu strategi untuk memperluas cakupan bisnis.

Analis memprediksi, jika merger MTEL dan TBIG terealisasi, akan berdampak signifikan terhadap kinerja saham emiten telekomunikasi di pasar modal. Namun, semua masih bergantung pada hasil due diligence dan keputusan strategis dari kedua belah pihak.

Perkembangan lebih lanjut terkait rencana merger ini masih perlu ditunggu, mengingat kompleksitas transaksi dan regulasi yang berlaku di industri telekomunikasi.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU