Selular.id – Grok 4, model kecerdasan buatan (AI) milik xAI, resmi menjadi yang terdepan di dunia berdasarkan laporan terbaru dari Artificial Analysis. Dalam benchmark terbaru, Grok 4 meraih skor Indeks Artificial Analysis Intelligence sebesar 73, mengungguli OpenAI, Google Gemini, dan pesaing lainnya.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Grok 4 tidak hanya unggul dalam Indeks Kecerdasan Umum, tetapi juga memimpin di Coding Index dan Math Index. Skor ini melampaui OpenAI dengan skor 70, Google Gemini 2.5 Pro (70), Anthropic Claude 4 Opus (64), dan DeepSeek R1 0528 (68).
“Grok 4 adalah pertama kalinya Indeks Intelijen kami menempatkan xAI di posisi teratas,” demikian pernyataan Artificial Analysis yang dikutip Minggu (13/7/2025). Pencapaian ini juga menandai lonjakan signifikan dari versi sebelumnya, Grok 3, yang sebelumnya bersaing ketat dengan model terbaru OpenAI, Anthropic, dan Google.
Keunggulan dan Tantangan Grok 4
Meski unggul dalam performa, Grok 4 mencatat penggunaan token output yang sedikit lebih tinggi dibandingkan model sejenis. Hal ini berdampak pada biaya operasional yang lebih mahal per token-nya. Pengujian dilakukan melalui API xAI, namun perlu dicatat bahwa versi Grok 4 untuk media sosial X sedikit berbeda dengan model yang tersedia di API.
Grok 4 dirancang sebagai model penalaran, yang berarti AI ini akan “berpikir” sebelum memberikan jawaban. Namun, API xAI tidak membagikan token penalaran yang dihasilkan, membedakannya dari versi yang digunakan di platform konsumen.
Baca Juga:
Perkembangan xAI di Bawah Elon Musk
Kesuksesan Grok 4 memperkuat posisi xAI di bawah kendali Elon Musk. Sebelumnya, perusahaan ini telah melakukan akuisisi besar-besaran terhadap platform X, menunjukkan ambisi besar dalam pengembangan teknologi AI. Musk juga sempat menyatakan minatnya untuk membeli OpenAI, meski akhirnya fokus pada pengembangan xAI.
Dengan pencapaian ini, xAI semakin memperkuat persaingan di industri AI, yang sebelumnya didominasi oleh OpenAI dan Google. Ke depan, perkembangan model seperti Grok 4 akan menentukan arah persaingan dalam teknologi kecerdasan buatan generatif.