Rabu, 30 Juli 2025

Gak Ada Lawan, Jumlah BTS 5G di China Tembus 4,5 Juta Unit

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Sejak meluncurkan layanan 5G pada akhir 2019, China terus melaju, terutama dalam pembangunan BTS atau stasiun pangkalan.

Tercatat, operator selular China menambahkan 235.000 stasiun pangkalan 5G dalam lima bulan pertama 2025, sehingga total gabungannya menjadi hampir 4,5 juta, menurut data dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi.

Meningkatnya jumlah BTS dengan sendirinya memperluas coverage. Tercatat, total penyebaran 5G mencapai 35,3 persen dari semua stasiun pangkalan di negara tersebut.

Lompatan pembangunan BTS 5G membuat jumlahnya kini hampir menyamai BTS 4G. Tercatat, tiga operator di China mengakhiri 2024 dengan lebih dari 6 juta stasiun pangkalan 4G LTE.

China Mobile, operator selular terbesar di dunia berdasarkan pelanggan, berencana untuk menambah 340.000 stasiun pangkalan 5G tahun ini, sehingga jumlahnya menjadi 2,8 juta.

Negara tersebut menutup Maret 2025 dengan hampir 1,1 miliar pelanggan jaringan 5G, dengan China Mobile sendiri menambahkan 90 juta pelanggan tahun-ke-tahun pada Q1 sehingga totalnya menjadi 578 juta.

Saat ini jumlah stasiun pangkalan 5G global diperkirakan sekitar 10 juta.

Setelah China, India berada di posisi kedua. Kementerian Komunikasi India melaporkan, sekitar 470.000 stasiun pangkalan 5G telah dibangun pada akhir Februari 2025,. Jumlah pelanggan 5G di negara itu mencapai 290 juta pada akhir 2024.

Baca Juga: 5G Sapa Makassar, Telkomsel Bangun 73 BTS 5G

Reliance Jio dan Bharti Airtel, dua operator terbesar di India, mulai meluncurkan layanan 5G pada Oktober 2022.\

Meski tertinggal jauh dengan China, namun India menjadikan 5G sebagai salah satu upaya mengejar ketertinggalam melalui pemanfaatan teknologi selular.

Di sisi lain, keberhasilan 5G di China disebabkan oleh kombinasi sejumlah faktor, termasuk dukungan pemerintah yang kuat, investasi infrastruktur yang signifikan, dan strategi adopsi yang agresif.

Peran proaktif pemerintah dalam mempromosikan 5G, ditambah dengan dominasi perusahaan telekomunikasi China, telah mendorong penerapan yang cepat dan adopsi yang meluas di berbagai sektor.

Berbeda dengan China dan India, layanan 5G di Indonesia bisa dibilang jalan di tempat. Salah satunya tercermin dari jumlah BTS yang dibangun operator.

Telkomsel misalnya, sebagai operator terbesar di Indonesia, hingga Mei 2025 baru mengoperasikan 2.500 BTS 5G.

Begitu pun Indosat yang baru membangun 107 BTS 5G. XL malah tidak pernah mempublikasikan jumlah BTS 5G yang dimilikinya.

Apa yang menyebabkan 5G di Indonesia seolah jalan di tempat? Mengapa operator belum mau melakukan ekspansi besar-besaran dalam mengembangkan 5G?

Sejatinya, rendahnya jumlah pembangunan BTS 5G di Indonesia, disebabkan sejumlah faktor.

Selain ekosistem yang belum matang, penyebab utama adalah infrastruktur yang belum memadai. Seperti kerapatan BTS serta kabel serat optik yang masih kurang.

Padahal penggelaran jaringan fiber optik secara luas dan merata, menjadi salah satu kunci kestabilan konektifitas 5G.

Persoalan lain yang mengganjal adalah belum adanya alokasi frekwensi yang secara khusus digunakan untuk menggelar 5G.

Untuk menjalankan 5G, operator terpaksa menggunakan spectrum existing, seperti 1.800 Mhz atau 2,3 Ghz. Saat ini lebar pita frekuensi yang dimiliki (operator selular) yang bisa digunakan untuk menyediakan layanan secara minimal di 5G, tidak cukup, bahkan bisa dikatakan kurang.

Ironisnya, pemerintah yang terus mendorong agar operator menggeber layanan 5G malah sama sekali belum merilis spektrum yang dikhususkan untuk layanan 5G.

Hal ini berbeda dengan China yang khusus menyediakan spektrum 5G dan diberikan secara gratis, tidak melalui lelang yang harus dibayarkan oleh operator seperti yang dilakukan Indonesia.

Operator hanya perlu mematuhi komitmen yang sudah dibuat dan disetujui regulator, terutama dalam hal jumlah pembangunan BTS dan cakupan layanan (coverage) dalam periode tertentu.

Baca Juga: Komdigi Sebut Ada BTS Palsu Karena Hal Ini

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU