Senin, 11 Agustus 2025
Selular.ID -

Kiat Lip-Bu Tan Angkat Intel Dari Krisis Manajemen: Balik Ke Bisnis Inti, Pangkas Biaya, dan Jual Berbagai Divisi

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Tak dapat dipungkiri, Intel kini tengah dibekap krisis manajemen. Kerugian demi kerugian diderita perusahaan pembuat chips itu, akibat salah menavigasi bisnis yang berkembang di era kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence).

Sesuai laporan kuartal pertama 2025, penjualan yang dibukukan intel sebesar $12,7 miliar, yang menunjukkan stagnasi dari tahun ke tahun.

Sayangnya, pendapatan tersebut bahkan tidak mengubah kinerja Intel menjadi positif. Perusahaan yang berbasis di Santa Clara – California itu, melaporkan kerugian sebesar $821 juta atau setara dengan Rp 13,8 Triliun.

Sementara sepanjang 2024, Intel mencatatkan kerugian bersih sebesar 19,23 miliar dolar AS,  dibandingkan dengan laba bersih 1,68 miliar dolar AS pada periode sebelumnya.

Kerugian ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan pendapatan, peningkatan beban pokok pendapatan, dan peningkatan biaya operasional.

Pendapatan mantan raja prosesor itu turun 2% menjadi 53,1 miliar dolar AS, sementara beban pokok pendapatan melonjak tinggi dan laba kotor turun 20%. Selain itu, biaya operasional naik 34,25%.

Dengan beban kerugian tersebut, Intel terpaksa melakukan pergantian sejumlah eksekutif, termasuk posisi puncak.

Pada 18 Maret lalu, manajemen memutuskan Lip-Bu Tan menjadi CEO baru, menggantikan Pat Gelsinger yang dipaksa meletakan jabatan.

Baca Juga: Jalan Terjal Lip Bu Tan Mengembalikan Kinerja Intel yang Tengah Terpuruk

Tentu tak mudah bagi Lip-Bu Tan untuk membalikkan posisi Intel yang tengah terpuruk. Meski demikian, veteran industri chip kelahiran Malaysia itu, optimis Intel akan segera meninggalkan masa-masa sulit.

Tan memberikan sinyal awal mengenai rencananya untuk merevitalisasi budaya inovasi Intel.

Beberapa langkah yang akan diambil termasuk mewajibkan karyawan kembali ke kantor selama empat hari per minggu, memangkas jumlah rapat internal, serta menyederhanakan proses birokrasi guna fokus pada pekerjaan inti bidang rekayasa.

Terbaru, Lip-Bu Tan mempertimbangkan penjualan unit jaringan dan edge-nya sebagai bagian dari upaya memangkas biaya dan memfokuskan kembali perusahaan pada bisnis intinya.

Reuters melaporkan Intel belum meluncurkan proses formal untuk melepaskan divisi tersebut, yang disebutnya NEX, tetapi telah bekerja sama dengan bank investasi selama beberapa minggu terakhir untuk menemukan penasihat terkait penjualan potensial.

Kantor berita tersebut menjelaskan Intel sedang mempertimbangkan bagaimana dan kapan akan keluar dari bisnis tersebut dan telah bekerja sama dengan pihak ketiga yang mungkin tertarik dalam suatu kesepakatan.

Divisi NEX Intel membuat chip untuk peralatan telekomunikasi, yang menurut Reuters bukan lagi salah satu area inti perusahaan di bawah Tan.

Sumber Reuters menyatakan diskusi masih dalam tahap awal dan Intel dapat memutuskan untuk mengambil arah yang berbeda daripada menjual NEX.

Rencana penjualan Divisi NEX merupakan langkah drastis yang ditempuh Intel dalam upaya menyeimbangkan neraca perusahaan.

Sebelumnya, pada April lalu, Intel setuju untuk menjual 51% saham dalam bisnis chip terprogramnya Altera kepada perusahaan ekuitas swasta Silver Lake.

Jauh sebelumnya, yaitu Desember 2024, Intel juga menjual sebagian aset real estatnya sebagai upaya penghematan biaya.

Perusahaan yang pernah menjadi raksasa chips itu, terpaksa menjual kampus Folsom seluas 150 hektar dan  aset properti lainnya demi menutupi kinerja keuangan yang bolong-bolong.

Keputusan ini, merupakan bagian dari strategi pemotongan biaya yang lebih luas, muncul setelah PHK besar-besaran dan tantangan industri selama dua tahun terakhir.

Demi menekan cost, perusahaan hanya akan menyewakan kembali ruang yang dibutuhkannya di lokasi di sepanjang Prairie City Road.

Mundur ke belakang, persisnya pada Agustus 2024, Intel juga terpaksa melego 1,18 juta sahamnya di perusahaan desain chip Arm yang berbasis di Inggris.

Seperti dilaporkan Bloomberg, divestasi itu sebagai bagian dari rencana penghematan biaya dan restrukturisasi senilai $10 miliar.

Penjualan tersebut diungkapkan dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Bloomberg memperkirakan Intel mendulang sekitar $147 juta.

Selain memangkas sekitar 15.000 karyawan, perusahaan yang pernah terkenal dengan slogan “Intel Inside” itu, juga mengurangi belanja modal dan menghilangkan dividen kepada para pemegang saham termasuk bonus kepada BOD di kuartal terakhir 2024.

Sebelumnya, dalam konferensi pendapatan pertamanya sebagai CEO (25/4), Tan mengakui jalan menuju pemulihan akan panjang.

Tidak ada rencana konkret yang ia sampaikan, termasuk soal kemungkinan pemisahan bisnis desain dan manufaktur yang telah lama menjadi spekulasi pasar.

Namun, penghematan biaya disebut sebagai prioritas utama, termasuk pemangkasan belanja pabrik dan peralatan sebesar US$2 miliar (Rp33,6 triliun).

Intel kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan daya saing di tengah kebangkitan kecerdasan buatan (AI), di mana perusahaan seperti Nvidia dan AMD yang telah mendominasi pasar dan melampaui Intel dalam hal pendapatan dan kapitalisasi pasar.

Baca Juga: Analis Menyambut Positif Penunjukkan Lip-Bu Tan Sebagai CEO Baru Intel

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU