Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

10 Tahun Pencapaian Dian Siswarini yang Membanggakan, Memajukan XL Axiata dan Industri Selular Indonesia

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Setelah pengunduran dirinya pada Desember 2024, hari ini, Selasa (25/3/2025), Dian Siswarini resmi meninggalkan XL Axiata.

Selama sekitar 10 tahun Dian menjabat sebagai CEO XL Axiata. Dalam satu dekade itu, Dian sukses menghantarkan XL Axiata sebagai salah satu provider yang memiliki layanan terbaik di Tanah Air.

Melongok ke belakang, Dian menerima tongkat estafet dari pendahulunya Hasnul Suhaimi, pada tahun 2015.

Menjadikan alumnus ITB ini, sebagai perempuan kedua yang menduduki posisi puncak salah satu operator operator terbesar di Indonesia, setelah Koesmarihati yang pernah menjadi direktur utama Telkomsel.

Tentu tak mudah menjadi CEO di tengah kondisi pasar yang sudah jenuh dan jumlah pemainnya yang saat itu masih terbilang banyak. Membuat kue yang diperebutkan semakin mengecil.

Pendapatan dari layanan data memang meningkat, namun perang tarif membuat laba yang diraih operator tidak sebaik dekade-dekade sebelumnya.

Apalagi pasca mengakuisisi Axis pada 2014, kondisi keuangan XL belum sepenuhnya pulih. Saat itu demi menguasai Axis, XL rela mengeluarkan mahar senilai 865 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,8 triliun.

Transaksi itu mengakibatkan peningkatan biaya operasi dan investasi perusahaan sebagai akibat dari beban biaya frekuensi yang harus ditanggung XL, sehingga berujung pada kerugian yang cukup besar.

Di sisi lain, layanan yang ditawarkan OTT juga menggerus basic service yang selama ini menjadi lumbung utama pendapatan operator selular.

Padahal perusahaan dituntut untuk tetap melakukan investasi agar dapat menarik pelanggan baru, sekaligus mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Baca Juga: Terungkap Alasan Dian Siswarini Mundur dari Posisi CEO XL Axiata, Tak Dilibatkan Sepenuhnya Dalam Proses Merger

Tantangan semakin bertambah saat pemerintah tidak juga mengurangi beban regulatory charge, terutama pembayaran lisensi spektrum, yang sudah berada di atas indeks global dan mengancam keberlangsungan industri selular yang sarat dengan modal.

Menghadapi beragam tantangan tersebut, Dian bergerak cepat.

Demi mengembalikan kinerja XL Axiata, wanita yang pernah berkarir di Satelindo ini, mengusung transformasi  yang dikenal sebagai strategi 3R, yaitu Revamp, Rise, dan Reinvent.

‘Revamp’ adalah mengubah model bisnis pencapaian jumlah pelanggan, yaitu dari “volume” ke “value” dan strategi bisnis untuk meningkatkan profitabilitas produk.

‘Rise’ berarti meningkatkan nilai merek XL melalui strategi dual-brand  dengan AXIS guna menyasar segmen pasar yang berbeda.

Positioning XL dinaikkan, sedangkan Axis sebagai fighting brand, mengisi posisi pasar yang ditinggalkan XL.

Sedangkan melalui strategi  ‘Reinvent’,  XL akan terus membangun dan menumbuhkan berbagai inovasi-inovasi bisnis sejalan dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar, baik retail maupun segmen bisnis.

Transformasi XL Axiata melalui strategi 3R yang diusung oleh Dian Siswarini itu membuahkan hasil yang membanggakan.

Tercermin dari pertumbuhan XL Axiata dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kinerja keuangan yang solid pada 2024.

Tercatat, pendapatan yang meningkat sebesar 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencapai Rp 34,40 triliun.

Peningkatan pendapatan tersebut kemudian mendorong pertumbuhan EBITDA, mencapai Rp 17,88 triliun, tumbuh 13%, dengan EBITDA margin  meningkat menjadi 52%.

Kinerja apik itu membuat laba bersih XL Axiata pun ikut terdorong mencapai Rp 1,85 triliun, naik sebesar 45% dibandingkan tahun 2023.

Seiring dengan kinerja keuangan yang solid, berbagai indikator lain juga memperlihatkan pertumbuhan positif.

Seperti kenaikan rata-rata pendapatan per pelanggan atau ARPU, peningkatan jumlah pelanggan, tingginya trafik pengguna data, peningkatan jumlah BTS, percepatan layanan FMC atau fixed mobile convergence, dan lainnya.

Keberhasilan kinerja sepanjang 2024, tidak terlepas dari upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi di setiap lini bisnis dengan cermat, tanpa mengorbankan produktifitas.

Pencapaian yang ditorehkan oleh XL Axiata selama satu dekade terakhir, menunjukkan kepemimpinan Dian Siswarini yang telah teruji meski dihadapkan oleh beragam tantangan yang tak ringan.

Wajar jika perempuan kelahiran Majalengka, 5 Mei 1968 itu, menerima beragam penghargaan bergengsi. Seperti Golden Globe Tigers Award for Women Leadership. Ia juga masuk dalam daftar Forbes Asia’s Power Businesswomen.

Kedua penghargaan itu melengkapi penghargaan prestisius yang diraih sebelumnya, yaitu CEO of The Year pada ajang Selular Award di 2019.

Berbagai penghargaan tersebut, menunjukkan pencapaian dan rekam jejak yang ditorehkan Dian Siswarini.

Sebagai CEO, Dian dinilai memiliki kinerja mumpuni di tengah tantangan yang tak ringan, sekaligus memberikan warna tersendiri bagi berkembangnya industri selular secara keseluruhan.

Ia juga mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan yang dipimpinnya, terutama dari sisi pendapatan, laba, dan EBITDA.

Hal itu merupakan cerminan dari proses transformasi perusahaan di tengah kondisi persaingan yang semakin ketat, imbas kemajuan teknologi, perubahan regulasi, massifnya publikasi media dan sosial media, serta bergesernya perilaku konsumen.

Selamat jalan Dian Siswarini.

Kontribusi yang telah diberikan selama ini, telah berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara, sekaligus memberi bekal bagi kemajuan industri selular di masa depan.

Baca Juga: Susul Dian Siswarini, Dua Direksi XL Axiata Mengundurkan Diri

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU