Rabu, 30 Juli 2025
Selular.ID -

Upaya AS Mengkerdilkan ByteDance dari Kepemilikan Tiktok

BACA JUGA

SELULAR.ID – Rumor soal TikTok kembali berkembang. Kali ini, ByteDance yang berbasis di Tiongkok, sebagai pemilik legit aplikasi video pendek tersebut, justru akan disetir Amerika Serikat (AS) untuk menjadi pemilik saham minoritas TikTok. Upaya itu kini sedang dilakukan oleh Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump.

Mengutip NPR, Oracle menjadi salah satu perusahaan yang bisa diandalkan untuk menangani masalah TikTok. Aplikasi ini yang sedang diupayakan untuk dijual pada wilayah operasionalnya di AS, kepada pemerintahan setempat. Oracle tak sendirian, perusahaan tersebut bersama investor lain yang diisukan akan membeli TikTok sebagai usaha patungan.

Dalam kesepakatan yang sedang dinegosiasikan, ByteDance, akan tetap memegang saham minoritas di perusahaan yang ia bangun. Namun, pengelolaan algoritma, pengumpulan data, dan pembaruan perangkat lunak TikTok akan diawasi oleh Oracle, yang sudah menyediakan infrastruktur web TikTok.

Kabar yang didapatkan NPR adalah pernyataan yang didapatkan sumber yang memiliki informasi langsung terkait pembicaraan tersebut. Jika benar terealisasi, maka Amerika memiliki saham mayoritas di TikTok.

Baca juga: Pengguna TikTok AS Mulai Tinggalkan RedNote

“Tujuannya adalah agar Oracle memantau dan mengawasi apa yang terjadi dengan TikTok. ByteDance tidak akan sepenuhnya hilang, tetapi kepemilikan Tiongkok akan diminimalkan,” ujar dua sumber yang tak dijelaskan identitasnya kepada NPR. Dua sumber tersebut mengaku terlibat langsung dalam pembicaraan tersebut.

Dalam laporannya, NPR juga menyebut bahwa Microsoft juga terlibat dalam diskusi ini. Sementara, perusahaan Walmart, yang sempat menjadi bagian dari rencana serupa pada tahun 2020, memilih mundur akibat tingginya nilai estimasi pembelian TikTok.

Menurut sumber itu, Oracle dan Pemerintah AS sudah mengadakan pertemuan untuk membahas pembelian TikTok pada minggu lalu. Diskusi lanjutan bahkan akan dibicarakan pada pekan depan. Oracle bahkan sanggup menginvestasikan dananya hingga puluhan miliar USD. Karena masih rumor, kesepakatan itu juga masih bisa berubah.

Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif yang memberikan perpanjangan 75 hari dari tenggat waktu 19 Januari, saat TikTok dilarang eksis di AS. Hanya saja, para ahli hukum mengatakan, langkah ini tidak dapat menggantikan tenggat waktu resmi yang telah ditetapkan Mahkamah Agung AS.

Hingga kini, ByteDance dinilai masih belum bisa meyakinkan AS bahwa TikTok bersifat independen. Hal itu yang kemudian membuat Trump yang awalnya terlihat membela TikTok, kini justru beralih mendukung UU pelarangan TikTok.

Kondisi TikTok di AS masih memprihatinkan. Aplikasi itu masih tidak tersedia di layanan toko resmi yakni Apple Store dan Google Play. Kedua raksasa teknologi itu memilih menghentikan praktik distribusi aplikasi TikTok, ketimbang menanggung denda yang besar.

Baca juga: Tawaran Meta untuk Kreator TikTok: Bonus $5.000 hingga Verifikasi Gratis

Ketidakpastian soal nasib TikTok di AS kian menjadi. Hal ini dilihat dari Trump yang mengatakan kepada media bahwa TikTok dan AS bisa 50:50, yakni dengan pemerintah AS berhak atas kepemilikan 50 persen saham dari TikTok.

Masih menurut NPR, pihak Tiongkok juga dinilai melunak untuk melepaskan sebagian kepemilikannya kepada AS. Hanya saja, kepemilikan tersebut juga harus bersifat independen. Dalam wawancara terbaru, Trump mengatakan beberapa pertemuan sudah dilakukan untuk mengatasi masalah TikTok, setidaknya dalam 30 hari kedepan sudah bisa diambil keputusan.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU