SELULAR.ID – OpenAI telah menyerahkan dokumen kepada US Patent and Trademark Office (USPTO) atau Kantor Paten dan Merek Dagang AS, untuk mendaftarkan merek dagang ‘OpenAI o1’. Hal itu dilakukan OpenAI untuk melindungi kekayaan intelektual atas produknya.
Fakta yang menarik, dalam dokumen hak paten tersebut terungkap, OpenAI mengajukan permohonan merek dagang asing di Jamaika pada bulan Mei, beberapa bulan sebelum model o1 diumumkan.
Mengutip Techcrunch, USPTO belum memberikan hak paten kepada OpenAI. Menurut basis data daring kantor tersebut, OpenAI saat ini sedang menunggu penugasan kepada pengacara pemeriksa.
Dalam beberapa kesempatan, OpenAI menegaskan, ‘penalaran’ dalam model o1 bisa diperluas menjadi serangkaian model yang dilatih untuk mengerjakan tugas yang kompleks.
Baca juga: Lagi, Sekelompok Perusahaan Berita di Kanada Gugat OpenAI
Berbeda dengan kebanyakan model AI, model ‘penalaran’ secara efektif memeriksa fakta-fakta dengan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan pertanyaan atau permintaan, serta membantu AI menghindari beberapa jebakan umum yang terjadi pada AI.
Setidaknya, OpenAI sudah mengajukan 30 merek dagang miliknya, seperti ChatGPT, Sora, GPT-4o, dan DALL-E.
Sebelumnya, merek dagang GPT dari OpenAI ditolak untuk dipatenkan, karena alasan nama tersebut terlalu genetik. GPT merupakan singkatan dari ‘Generative Pre-trained Transformer’, ternyata juga banyak digunakan dalam konteks lain dan oleh perusahaan lain.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News
