Selular.ID – Telia memberikan jaminan bahwa biaya restrukturisasi senilai satu miliar krona tidak akan memengaruhi pendapatan tahunannya karena perusahaan tersebut telah menyelesaikan langkah-langkah yang diumumkan pada pada September lalu yang mengakibatkan 3.000 staf diberhentikan.
Operator tersebut menyatakan biaya restrukturisasi sekarang diharapkan mencapai SEK1,3 miliar ($118,6 juta) dibandingkan dengan SEK1,4 miliar yang diantisipasi sebelumnya.
Presiden dan CEO Telia Patrik Hofbauer menjelaskan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk meningkatkan fokus dan layanan pelanggannya.
“Kami telah membuat perubahan yang sulit tetapi perlu”, kata eksekutif tersebut, menjelaskan bahwa perombakan tersebut akan menciptakan “Telia yang sesuai untuk masa depan”.
Telia mendesentralisasikan beberapa aspek manajemennya, dengan memberikan kendali atas unit-unit nasionalnya di Swedia, Finlandia, Norwegia, Lithuania, dan Estonia kepada tim-tim lokal.
Dijelaskan bahwa hal ini melibatkan pengalihan “kemampuan dalam TI, analitik, produk, kontak pelanggan, dan strategi”.
Operator tersebut melihat nilai dalam mempertahankan tim teknologi yang tersentralisasi, dengan menunjuk pada “keahlian spesialis” unit tersebut.
Berbagai fungsi tingkat grup yang mencakup keuangan, urusan perusahaan, sumber daya manusia dan budaya, serta komunikasi juga tetap tersentralisasi.
Operator berharap perubahan tersebut dapat memberikan penghematan tahunan setidaknya SEK2,6 miliar sekaligus meningkatkan daya saing dan “daya tarik bagi pelanggan, investor, dan karyawan”.
Untuk diketahui, Telia adalah sebuah perusahaan telekomunikasi dan operator jaringan selular multinasional asal Swedia yang beroperasi di Swedia, Finlandia, Norwegia, Denmark, Lithuania, Latvia, dan Estonia.
Melalui Telia Carrier, perusahaan yang berkantor pusat di Stockholm itu, juga menjalankan sebuah jaringan tulang punggung protokol internet internasional yang menempati peringkat kedua di dunia.
Sebelum dikenal sebagai Telia, operator sebelumnya bernama TeliaSonera, yang dibentuk pada 2002 melalui merger antara perusahaan telekomunikasi asal Swedia dan Finlandia, yakni Telia dan Sonera.
Penggabungan tersebut terjadi tiga tahun setelah Telia gagal bergabung dengan perusahaan telekomunikasi asal Norwegia, Telenor yang kini merupakan kompetitor utamanya di negara-negara Nordik.
Sebelum diprivatisasi, Telia memonopoli bisnis jaringan telepon di Swedia. Sedangkan Sonera hanya memonopoli jaringan trunk di Finlandia, sementara sebagian besar (sekitar 75%) telekomunikasi lokal disediakan oleh koperasi telepon.
Merek Telia dan Sonera masing-masing tetap digunakan di Swedia dan Finlandia hingga bulan 2017. Setelahnya nama Sonera ditanggalkan dan perusahaan resmi hanya menggunakan nama Telia.
Hingga tanggal 31 Maret 2020, sebanyak 39,5% saham perusahaan ini dipegang oleh pemerintah Swedia.
Sedangkan sisanya dipegang oleh institusi, perusahaan, dan investor swasta dari seluruh dunia.
Pada Februari 2018, pemerintah Finlandia (melalui Solidium) menjual sisa 3,2% saham perusahaan yang sebelumnya mereka pegang.
Baca Juga: Bukan Cuma Pangkas Karyawan, Intel Juga Berencana Jual Kampus Folsom Demi Tekan Biaya