Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

3 Metode yang Biasa Dipakai Penipuan Berbasis AI

BACA JUGA

Selular.ID – Dalam acara The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2024 bertema “Technology Convergence: Shaping the Future of Finance and Beyond,” VIDA mengungkapkan lonjakan signifikan sebesar 1.550% dalam kasus penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) di sektor keuangan Indonesia.

Peningkatan drastis ini menekankan urgensi bagi industri keuangan untuk segera mengambil langkah proaktif dalam melindungi bisnis dan konsumen dari ancaman yang semakin kompleks.

Victor Indajang, Chief Operating Officer VIDA, menegaskan, lonjakan kasus penipuan berbasis AI ini menjadi peringatan tegas bagi kita semua.

Jika tidak segera ditangani, kerugian finansial dan reputasi yang ditimbulkan akan semakin besar. Industri keuangan harus beradaptasi dan memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman ini.”

Penipuan berbasis AI mencakup berbagai metode canggih, termasuk:

• Deepfake dan Penipuan Berbasis AI:
Penjahat siber semakin sering menggunakan teknologi deepfake untuk menciptakan video, audio, dan gambar palsu yang realistis.

Penyalahgunaan teknologi ini meningkat 700% secara global, memungkinkan pelaku menyamar sebagai individu lain atau memanipulasi sistem verifikasi, sehingga menimbulkan risiko keamanan yang signifikan.

• Pengambilalihan Akun (Account Takeovers/ATOs)
97% bisnis di Indonesia melaporkan menghadapi upaya pengambilalihan akun, seringkali akibat kredensial yang dicuri melalui phishing dan pelanggaran data. Dari kasus tersebut, 76% mengakibatkan transaksi tidak sah atau pelanggaran data yang merusak stabilitas finansial dan reputasi perusahaan.

• Penipuan Identitas Sintetis
Pelaku kejahatan menggunakan teknologi deepfake atau data yang dimanipulasi untuk menciptakan identitas sintetis.

Baca Juga:3 Tips Untuk Kenali Penipuan Judi Online

Sebanyak 56% bisnis di Indonesia mengalami jenis penipuan ini. Lembaga keuangan harus memperkuat verifikasi biometrik dan mengadopsi deteksi penipuan berbasis AI untuk menangkal risiko ini.

 

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU