SELULAR.ID – Harga saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM hari Kamis (14/11/2024), berada di bawah harga semasa Covid-19, tahun 2020 lalu.
Pada masa Covid-19 lalu, harga saham TLKM sempat berada di angka Rp2.560 per lembarnya.
Pada penutupan bursa saham hari Kamis (14/11/2024), harga saham TLKM turun hingga Rp2.530 per lembarnya.
Sebelum harga saham TLKM turun ke harga terendahnya, beberapa hari sebelumnya, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjalani rapat di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Dalam pertemuan itu, Ririek mengaku, persaingan harga menjadi tantangan di industri telekomunikasi secara regional maupun global.
Hal itu juga menjadi salah satu fokus rencana kerja Telkom di tahun 2025 mendatang.
“Tekanan harga akan terus, perang harga akan terus terjadi. Jadi salah satu yang menjadi tantangan di kita saat ini adalah ada kecenderungan kompetisi yang kurang sehat karena perang harga yang mulai irasional,” kata Ririek Adriansyah.
Ririek mengklaim, terkait harga layanan data, khususnya mobile data Telkom menjadi salah satu yang paling murah di dunia.
Menurutnya, meskipun satu sisi positif, namun di sisi lain memberatkan operasional dan tidak akan dapat bertahan.
Baca juga: Harga Saham Telkom (TLKM) Turun: Ini Penyebab dan Simak Prediksinya
Selain itu, lanjutnya, tantangan perseroan lainnya juga adanya persaingan dengan pelaku lain di bidang Over The Top (OTT) atau platform streaming.
Serta, OTT yang lain di sektor digital seperti Facebook, Google dan sejenisnya juga mulai memasuki bisnis telko.
Berikutnya, terkait margin yang cenderung stagnan serta pertumbuhan revenue atau pendapatan di industri yang cenderung melandai.
“Bahkan beberapa itu sudah melemah, ada beberapa negara yang malah negatif dan ada kecenderungan bahwa pendapatan telko ini nantinya akan sejalan dengan GDP,” imbuhnya.
Selanjutnya, traffic yang terus tumbuh, maka perseroan juga akan mempertimbangkan belanja modal untuk terus berinvestasi.
“Karena menambah kapasitas, yang otomatis ini juga akan menambah depresiasi kita, akan menambah beban operasional kita gitu ya,” ucapnya.
Ririek mengungkapkan dengan adanya tantangan tersebut maka perseroan perlu untuk mencari peluang, di antaranya, harus ada area pertumbuhan baru.
Kemudian efisiensi dan harus belanja modal.
“Artinya apakah itu melalui efisiensi network yang kita bangun, bisa juga dengan menekan harga seminimum mungkin, sehingga biaya capex kita bisa lebih rendah, namun juga tetap bisa menjaga kualitas layanan,” jelasnya.
Baca juga: Prediksi Saham Emiten Operator Seluler TLKM, EXCL dan ISAT: Bakal Bangkit?
Selain itu, Telkom juga juga perlu mencari bisnis atau fokus ke bisnis yang memang di samping pertumbuhannya tinggi, juga memberikan multiple valuasi yang lebih tinggi.
“Nah beberapa di antaranya, salah satu yang kita lakukan adalah ada satu ekspansi di fiber, termasuk 5G, FMC, Infraco, B2B IC service, data center, dan juga transformasi operasional agar lebih efisien,” sebutnya.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News