Selular.ID – Huawei, salah satu merek teknologi besar asal Tiongkok, telah lama berusaha memperkenalkan produknya di pasar Indonesia, termasuk melalui gerai resmi seperti Erafone.
Namun, terlepas dari spesifikasi yang ditawarkan, beberapa produknya, khususnya tablet, masih dihadapkan dengan stigma yang kurang baik di kalangan konsumen.
Salah satu penyebab utamanya adalah absennya dukungan Google, yang dianggap krusial oleh banyak pengguna. Ini diakui oleh salah satu pegawai erafone di kawasan Jakarta Timur.
Tablet Huawei memang memiliki spesifikasi yang tidak bisa diremehkan. Beberapa model tablet Huawei hadir dengan layar berkualitas tinggi, chipset yang tangguh, dan daya tahan baterai yang lama, bahkan lebih unggul dibandingkan beberapa kompetitor dalam kelas harga yang sama.
Apalagi dengan hadirnya, WPS office PC level yang membuat kinerja table ini serasa PC atau laptop.
Namun, meskipun dari segi hardware tablet Huawei sudah terbilang mumpuni, kenyataannya di pasar Indonesia, produk ini tidak mendapatkan penerimaan yang besar.
Konsumen masih cenderung ragu untuk memilih tablet Huawei dibandingkan merek lain seperti Samsung, Xiaomi, atau bahkan iPad dari Apple.
Alasan utamanya? Ini kembali diakui oleh salah satu pegawai erafone, Sistem operasi yang digunakan oleh tablet Huawei, yakni HarmonyOS, merupakan pengembangan sendiri dari Huawei setelah mereka tidak lagi dapat menggunakan layanan Google.
Absennya aplikasi Google seperti Play Store, Gmail, Google Maps, dan YouTube, menjadi masalah besar bagi banyak konsumen yang sudah terbiasa menggunakan layanan tersebut.
Meski Huawei menawarkan alternatif dengan Huawei AppGallery, kenyataannya banyak aplikasi penting belum tersedia atau tidak berjalan sebaik di perangkat Android yang mendukung layanan Google.
Lebih lanjut, pegawai tersebut juga mengungkapkan bahwa penjualan tablet Huawei di gerai Erafone kini bahkan menggunakan sistem indent.
Hal ini berarti tablet Huawei tidak lagi tersedia secara langsung di rak-rak toko, melainkan harus dipesan terlebih dahulu.
Ini menunjukkan bahwa permintaan untuk produk tersebut memang tidak sebesar produk dari merek lain yang lebih diminati konsumen.
“Saat ini kami lebih banyak menjual tablet Huawei melalui sistem indent.,” tambahnya.
Kondisi ini tentu menjadi tantangan besar bagi Huawei di pasar Indonesia. Terlepas dari usaha mereka untuk terus menghadirkan produk berkualitas, konsumen masih cenderung berpegang pada layanan Google, yang sayangnya tidak tersedia di produk Huawei karena sanksi dagang dari Amerika Serikat.