Selular.ID – Dell Technologies berencana memangkas sejumlah karyawannya. Namun jumlahnya masih belum ditentukan.
Kebijakan drastis itu ditempuh, sebagai bagian dari pembentukan grup yang berfokus pada produk dan layanan yang mendukung AI.
Bloomberg melaporkan bahwa eksekutif penjualan Bill Scannell dan John Byrne memberi tahu staf dalam sebuah memo bahwa Dell sedang merampingkan lapisan manajemen dan memprioritaskan kembali tempat investasinya.
Situs berita tersebut melaporkan bahwa Dell juga mengubah cara penjualan pusat data.
Bloomberg menyatakan bahwa para eksekutif Dell memberi tahu staf bahwa mereka berencana “untuk membuka nilai TI dan AI modern” bagi para pelanggan.
Seorang perwakilan Dell mengklaim bahwa langkah PHK akan membuat perusahaan menjadi lebih ramping. Langkah reorganisasi tim pemasaran diperlukan dan “serangkaian tindakan sedang berlangsung”.
“Kami menggabungkan tim dan memprioritaskan tempat investasi kami di seluruh perusahaan,” kata perwakilan tersebut, seraya menambahkan.
“Kami terus mengembangkan bisnis kami sehingga kami siap memberikan inovasi, nilai, dan layanan terbaik kepada para pelanggan dan mitra kami.”
Sebuah posting anonim oleh seorang karyawan Dell di papan diskusi TheLayoff.com mencatat departemen yang terkena dampak meliputi layanan, penjualan, pemasaran, dan teknik, yang tidak dikonfirmasi oleh perusahaan.
Perwakilan perusahaan juga tidak mengonfirmasi pembentukan grup AI baru tersebut.
Sekedar diketahui, layanan penyaringan pasar saham Macrotrends melaporkan Dell memiliki sekitar 120.000 karyawan secara global.
Angka itu tercatat turun hampir 10 persen dari tahun ke tahun.
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan, Dell telah memangkas total 13.000 pekerjaan pada awal 2023, setelah awalnya memangkas 6.500 staf.
Baca Juga: Korea Selatan Bakal Sanksi Google dan Apple Hingga $50,5 Juta Karena Pelanggaran Sistem Pembayaran
Google Fokus ke AI Pecat Ratusan Karyawan
Aksi perampingan karyawan seperti yang ditempuh Dell sebelumnya juga telah dilakukan Google.
Pada awal tahun ini, Google mengkonfirmasi laporan bahwa mereka memecat ratusan karyawannya dalam upaya untuk memfokuskan belanja pada AI.
Google saat ini tengah terlibat dalam persaingan ketat merebut posisi di sektor yang tengah berkembang pesat itu.
The New York Times mengungkapkan bahwa raksasa pencarian tersebut memangkas staf di divisi teknik serta mereka yang bertanggung jawab untuk mengawasi asisten suara dan perangkat keras Google, termasuk perangkat bermerek Pixel.
Dalam panggilan pendapatan pada bulan Oktober 2023, CFO Ruth Porat mengatakan perusahaan akan “merekayasa ulang basis biayanya” untuk membebaskan uang tunai “untuk mendukung prioritas pertumbuhan kami, yang paling penting adalah AI”.
Pada Desember 2023, Google meluncurkan Gemini, serangkaian sistem AI generatif. Raksasa mesin pencarian itu, juga merupakan pendukung keuangan terbesar bagi startup AI, Anthropic.
Fokus Google pada AI telah terlihat sejak 2022. Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California itu, mengumumkan rencana untuk menambahkan kemampuan AI generatif ke asisten virtualnya.
Baca Juga: Google Permudah Melindungi Data Jika Ponsel Hilang Dicuri
AI akan memungkinkan asisten melakukan hal-hal seperti membantu orang merencanakan perjalanan atau menerima email dan kemudian mengajukan pertanyaan lanjutan.
Pada Januari 2023, induk usaha Google, Alphabet mengumumkan rencana untuk memangkas 12.000 pekerjaan, setara dengan 6% dari tenaga kerja globalnya.
Untuk diketahui, demi bisa bersaing dengan raksasa teknologi lainnya, Google Alphabet telah setuju untuk berinvestasi hingga 2 miliar dolar AS (Rp31,8 triliun) di perusahaan kecerdasan buatan (AI) Anthropic.
Perusahaan telah menginvestasikan 500 juta dolar AS (Rp7,9 triliun) di muka ke saingan OpenAI tersebut dan setuju untuk menambahkan 1,5 miliar dolar AS (Rp 23,8 triliun) lagi seiring berjalannya waktu.
Google sudah menjadi investor di Anthropic, dan investasi tersebut akan menggarisbawahi peningkatan upayanya untuk lebih bersaing dengan Microsoft, pendukung utama pencipta ChatGPT OpenAI, ketika perusahaan-perusahaan teknologi besar berlomba untuk memasukkan AI ke dalam aplikasi mereka.
Baca Juga: Merasa Banyak Tekanan Kerja? Ini Cara Mengatasinya Ala Pakar Google