SELULAR.ID – Budi Arie Setiadi klaim dirinya telah menyelesaikan empat tugas penting selama menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Setelah dilantik Presiden Joko Widodo pada 17 Juli 2023, Menkominfo Budi Arie telah menjalani 460 hari yang penuh tantangan.
“Pada 17 Juli 2023, saya diangkat menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika. Banyak tugas besar yang diamanahkan oleh Presiden Jokowi,” ujarnya dalam Rapat Pimpinan Kementerian Kominfo di Media Center, Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2024).
Menkominfo menjalankan empat tugas utama yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo.
Pertama, percepatan pemerataan infrastruktur digital dengan memastikan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G di seluruh pelosok Indonesia berjalan sesuai target.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Direktur Utama BAKTI, Inspektur Jenderal Kementerian Kominfo, serta seluruh tim lintas lembaga yang terus mendukung proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G sehingga dapat terselesaikan pada tahun 2023,” ungkapnya.
Baca juga: 5 Kegagalan Menkominfo Budi Arie di Akhir Jabatan, Ini Paling Krusial
Tugas kedua memberantas judi online, menurut Menteri Budi Arie tugas ini ditarget dengan tolok ukur penurunan perputaran uang judi online.
Laporan akhir dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terjadi penurunan transaksi dari Rp327 Triliun pada 2023 menjadi Rp174 triliun.
“Saya menekankan upaya melindungi masyarakat dari dampak negatif perjudian online. Kalau kita tidak bisa memperkaya rakyat, setidaknya kita tidak menyengsarakan rakyat,” tandasnya.
Tugas ketiga, menjaga kedamaian dan stabilitas selama Pemilihan Umum Serentak 2024. Menkominfo menegaskan peran untuk menekan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
“Keributan sangat tipis dibanding dua pemilu sebelumnya, yakni di tahun 2014 dan 2019. Ini menunjukkan program Pemilu Damai berhasil dijalankan,” ujarnya.
Adapun, tugas terakhir penyelesaian masalah terkait Hot Backup Satellite (HBS) senilai Rp3,5 Triliun.
Dana tersebut berhasil dikembalikan ke kas negara sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.
“Saya ini adalah menteri yang bisa mengembalikan uang ke negara,” ungkap Menteri Budi Arie.
Menghadapi masa depan, Menkominfo menekankan optimisme dalam mencapai visi Indonesia Maju 2045.
“Kementerian Kominfo harus menjadi kementerian yang memberikan harapan dan optimisme bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju di tahun 2045. Meski tugasnya berat, saya yakin dengan kerja keras, Indonesia bisa mencapai visi tersebut,” tuturnya.
Menkominfo juga mengucapkan terima kasih atas kebersamaan selama satu tahun terakhir kepada seluruh tim di Kementerian Kominfo.
“Saya juga mohon maaf apabila ada komunikasi yang kurang berkenan. Namun, cara kerja saya selalu terukur, terdampak, dan tercatat,” ungkapnya.
Baca juga: Berharap Prabowo Meniru Malaysia, Bentuk Kementerian Digital
Namun, ada sejumlah catatan buruk saat Budi Arie menjabat sebagai Menkominfo.
Banyak kasus kebocoran data dan peretasan serta yang paling memalukan yakni peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang melumpuhkan sejumlah data milik instansi pemerintahan.
Budi Arie juga gagal meratakan jaringan 5G ke seluruh Indonesia, padahal pita frekuensi yang sebelumnya untuk siaran televisi analog sudah bersih dan siap untuk pita frekuensi jaringan 5G.
Bahkan setelah selesai melaksanakan Analog Switch Off alias ASO yang mengalihkan siaran televisi analog ke digital, Kominfo berjanji memberikan insentif kepada operator seluler untuk pemerataan jaringan 5G.
Akan tetapi, janji itu tidak terealisasi dan negara tidak mendapat pemasukan dari penyewaan pita frekuensi itu.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News