Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

TUV Rheinland Bersama BSSN Soroti Keamanan Teknologi di Indonesia

BACA JUGA

Selular.ID – TUV Rheinland Indonesia, bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), melihat betapa pentingnya keamanan IT di Indonesia.

Hal ini disampaikan melalui acara seminar yang telah terselenggara dari keduanya, yanh bertajuk “Securing the Core; Empowering Critical Sector with OT Security”.

Acara ini diselenggarakan pada Kamis (12/9) ini dihadiri berbagai sektor industri, pemerintah, dan akademisi, serta menampilkan para pemimpin industri dan pakar keamanan siber yang berdiskusi tentang pentingnya pengamanan teknologi operasional (OT) di sektor-sektor kritis yang mendukung infrastruktur vital Indonesia.

Teknologi Operasional (OT) merujuk pada penggunaan hardware dan software untuk menjalankan sistem di berbagai lingkungan industri seperti Industrial Control Systems (ICS), Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), dan Process Control Network (PCN).

Lihat Juga:

Sistem ini memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan sistem IT karena kerentanan terhadap serangan siber yang meningkat.

Seiring dengan berkembangnya digitalisasi di berbagai sektor, ancaman terhadap OT menjadi semakin kompleks, terutama ketika terhubung ke jaringan global yang melibatkan banyak pihak.

Baca juga:  Huawei Bersama BSSN Gelar Pelatihan Keamanan Siber bagi Personel TNI AU

Nyoman Susila, Managing Director TÜV Rheinland Indonesia, menyampaikan pentingnya seminar ini sebagai bagian dari upaya bersama dalam meningkatkan kesadaran tentang risiko kejahatan siber di infrastruktur OT, terutama menyusul terbitnya Perpres No. 82 Tahun 2022 tentang Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV).

“Tujuan dari seminar ini adalah untuk memberikan sosialisasi terkait regulasi yang telah diterbitkan dalam Perpres No. 82 Tahun 2022, serta meningkatkan kesadaran akan tingginya potensi serangan siber pada infrastruktur OT. Kami ingin memberikan informasi terkait apa itu keamanan teknologi operasional, risiko yang dihadapi, dan strategi untuk memastikan keamanan infrastruktur OT kita,” jelas Nyoman.

Dalam kesempatan yang sama, Y.B. Susilo Wibowo, Sekretaris Utama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mengapresiasi kolaborasi antara TÜV Rheinland dan BSSN dalam seminar ini.

“Program ini merupakan hasil kerja sama antara BSSN dan TÜV Rheinland Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran keamanan, khususnya terkait teknologi operasional (OT) yang berperan penting dalam industri.” Ujar Susilo

“Menurut data Kementerian Keuangan dan Badan Pusat Statistik, sektor industri menyumbang 18,67% terhadap PDB Indonesia pada tahun 2023 dan 26,9% dalam pajak negara. Peningkatan besar dalam sektor ini harus diimbangi dengan keamanan yang memadai untuk teknologi yang berkembang,” tambahnya.

Susilo juga menekankan pentingnya penguatan OT di sektor-sektor vital yang ditetapkan dalam Perpres No. 82 Tahun 2022. “Keamanan OT di sektor IIV harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah gangguan yang bisa berdampak luas pada aktivitas dan perekonomian masyarakat.”

Senada dengan itu, Manuel Diez, Global Field Manager I.07 Cyber Security and Functional Safety dari TÜV Rheinland, menjelaskan lebih lanjut mengenai resiko gangguan tersebut.

“Indonesia saat ini menghadapi lebih dari 3.300 serangan siber setiap minggu” ujarnya. Secara global, Manuel menyebut, kerugian akibat kejahatan siber diperkirakan dapat mencapai hingga triliunan dolar AS pada tahun 2026.

Dia juga menekankan bahwa infrastruktur penting, seperti transportasi dan energi, telah menjadi target serangan ransomware yang menuntut tebusan hingga jutaan dolar. “Ini hanya salah satu contoh dari banyaknya ancaman yang mengincar infrastruktur kritis,” tambah Manuel.

Baca juga: TUV Rheinland Dukung Sistem Manajemen Keamanan Smartfren

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU