Selular.ID – Intel dilaporkan telah mencapai kesepakatan dengan pejabat AS untuk menerima hibah federal hingga $3,5 miliar.
Dana sebesar digunakan untuk produksi chip bagi Departemen Pertahanan (DoD), yang menambah kemungkinan pendanaan negara senilai $8,5 miliar.
Bloomberg melaporkan bahwa program tersebut diarahkan untuk pembuatan semikonduktor canggih dengan “aplikasi militer dan intelijen”, dengan operasi yang akan mencakup beberapa negara bagian termasuk fasilitas Intel di Arizona.
Menurut Bloomberg, dana hibah tersebut akan diumumkan secara resmi minggu depan, yang menambah pengaturan keuangan Intel yang sudah ada dengan pemerintah AS yang mencakup kemungkinan pendanaan sebesar $8,5 miliar dan pinjaman sebesar $11 miliar sebagai bagian dari investasi CHIPS dan Science Act.
Dengan nama sandi Secure Enclave, Bloomberg menambahkan, pendanaan tersebut juga berasal dari dana investasi chip senilai $52 miliar yang sama yang dirancang untuk memperkuat ketahanan di sekitar pembuatan chip domestik.
Sumbernya menyatakan bahwa uang tunai tersebut awalnya seharusnya berasal dari komitmen sebesar $2,5 miliar oleh Pentagon DoD, sebelum berbalik arah.
Ada pula rencana agar proyek tersebut dibiayai oleh uang tunai yang telah disisihkan AS untuk Intel, tetapi pemerintah memutuskan untuk memisahkan Secure Enclave dari perjanjian chip “komersial”.
Media tersebut menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan pengurangan total pendanaan skema tersebut.
Termasuk penentangan dari produsen chip lain dan kekhawatiran dari pejabat terkait ketergantungan pada satu produsen.
Persyaratan untuk insentif Secure Enclave yang lebih luas masih dinegosiasikan.
Untuk diketahui, Undang-undang Undang-Undang CHIPS dan Science Act, mengesahkan sekitar $280 miliar dalam pendanaan baru untuk meningkatkan penelitian dan manufaktur semikonduktor dalam negeri di Amerika Serikat, yang mana telah dialokasikan $52,7 miliar.
Undang-undang ini mencakup $39 miliar dalam subsidi untuk manufaktur chip di tanah AS bersama dengan kredit pajak investasi sebesar 25% untuk biaya peralatan manufaktur.
Juga ada dana $13 miliar untuk penelitian semikonduktor dan pelatihan tenaga kerja, dengan tujuan ganda untuk memperkuat ketahanan rantai pasokan Amerika dan melawan China.
Dana hibah federal sebesar $3,5 miliar, sedikitnya membantu Intel yang kini tengah sesak nafas. Untuk diketahui, perusahaan teknologi itu, tengah terseok-seok akibat kinerja keuangan yang boncos didera kerugian.
Laporan Q2-2024 menunjukkan, rakasa teknologi yang berbasis di Santa Qlara, California itu, menelan kerugian bersih senilai 1,61 miliar dollar AS.
Kerugian sebesar itu terasa ironis, karena pada periode yang sama, Intel masih mengantongi laba bersih senilai 1,48 miliar dollar AS.
Imbas kerugian, raksasa perangkat lunak itu, terpaksa melego 1,18 juta sahamnya di perusahaan desain chip Arm yang berbasis di Inggris.
Divestasi itu sebagai bagian dari rencana penghematan biaya dan restrukturisasi senilai $10 miliar.
Penjualan tersebut diungkapkan dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Bloomberg memperkirakan Intel mendulang sekitar $147 juta.
Demi menyehatkan keuangan, Intel mengumumkan rencana pengurangan biaya sebesar $10 miliar hingga 2025.
Intel juga terpaksa mengurangi lebih dari 15.000 karyawan.
Kebijakan lain adalah mengurangi belanja modal dan menghilangkan dividen kepada para pemegang saham termasuk bonus kepada BOD pada Q4-2024.
Baca Juga: Serangkaian Jurus Pat Gelsinger Benahi Intel yang Kini Terpuruk