Hal ini diungkap oleh analis Apple sekaligus jurnalis Bloomberg, Mark Gurman.
Ia menyebut kalau Apple tidak menghadirkan semua fitur AI untuk sistem operasi iOS 18, iPad OS 18, dan macOS Sequoia di akhir tahun 2024 nanti.
Pada akhir Juli, Apple baru menyediakan Apple Intelligence bagi pengembang software untuk pertama kalinya agar bisa melakukan pengujian awal secepatnya melalui iOS 18.1 dan iPadOS 18.1 beta.
Di luar perilisan, salah satu perdebatan antara Apple, Google, dan Samsung adalah berapa biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk fitur-fitur AI.
Beberapa analis mengatakan bahwa Apple mungkin akan mengenakan biaya hingga US$20 (Rp 314 ribu) per bulan untuk beberapa fitur Apple Intelligence.
Sementara Google memiliki AI premium yang dikaitkan dengan layanan langganan cloud Google One. Tapi perusahaan sudah lama menyediakan perangkat AI untuk pengguna ponsel Pixel tanpa biaya tambahan.
Mengutip Forbes, perangkat AI Galaxy Samsung saat ini gratis dipakai pengguna.
Tetapi perusahaan menyatakan bahwa hal itu hanya berlaku hingga tahun 2025, tanpa penjelasan lebih lanjut tentang apa yang terjadi setelahnya.
Baca juga: Gosip Beredar, Apple Rilis iPhone 16 Tanggal 10 September 2024
iPhone Tak Menarik
Selama bertahun-tahun, Apple mendominasi pasar HP flagship di China.
Namun masa kejayaan iPhone di China kian merosot sejak tahun lalu.
iPhone dianggap tak lagi memiliki daya tarik seperti dulu.
Selama enam minggu pertama tahun ini, yang merupakan musim puncak bagi konsumen di China untuk membeli HP baru, penjualan iPhone turun 24% dari tahun sebelumnya.
Selama satu dekade, China telah menjadi pasar terpenting iPhone setelah Amerika Serikat dan menyumbang sekitar 20% penjualan Apple.
Kini, cengkeraman perusahaan tersebut di China dapat tergeser oleh serangkaian faktor, seperti perlambatan belanja konsumen, meningkatnya tekanan dari Beijing agar masyarakat menghindari perangkat yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan Amerika, dan kerasnya persaingan dengan pemain lokal seperti Huawei dan Xiaomi.
Tanpa pengurangan tekanan geopolitik secara signifikan, akan sulit bagi Apple untuk mempertahankan posisinya.
“Masa keemasan Apple di China telah berakhir,” kata Linda Sui, direktur senior di TechInsights, melansir The Economic Times.
“Salah satu alasan terbesarnya adalah meningkatnya ketegangan antara AS dan China mengenai perdagangan dan teknologi,” lanjutnya.
Simak informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News