Selular.ID – Booming permintaan chips AI, membuat perusahaan-perusahaan teknologi seperti Nvidia dan AMD menjadi magnet bagi investor.
Meski demikian, grup investor terkemuka, Elliott Management menilai bahwa kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence) sejatinya terlalu dibesar-besarkan.
Fenomena itu mendorong harga saham Nvidia yang terbang tinggi namun berada dalam “bubble land” alias gelembung, karena menimbulkan keraguan atas potensi teknologi saat ini dan masa depan.
Seperti dilaporkan Financial Times, dalam surat yang dikirim kepada kliennya, Elliott memberi tahu investor bahwa mereka skeptis perusahaan teknologi besar akan terus membeli GPU Nvidia dalam jumlah besar, karena AI pada akhirnya terlalu dibesar-besarkan dan banyak aplikasi yang disebut-sebut belum siap untuk penggunaan komersial.
Lebih lanjut, Elliott berpendapat bahwa banyak kasus penggunaan teknologi “tidak akan pernah hemat biaya, tidak akan pernah benar-benar berfungsi dengan benar, akan menghabiskan terlalu banyak energi atau akan terbukti tidak dapat dipercaya”, demikian bunyi surat itu.
Peringatan itu datang sesaat sebelum kemerosotan besar di pasar saham, dengan saham teknologi terpukul oleh pendapatan yang secara umum buruk.
Penilaian Elliott, juga dipicu oleh kinerja Intel yang melorot. Pesaing Nvidia itu pada minggu lalu menguraikan rencana untuk mengurangi jumlah karyawannya lebih dari 15%, sebagai bagian dari rencana penghematan biaya multi-miliar dolar.
Pekan lalu saham Nvidia turun menjadi $107,27, dari level tertinggi $135,58 pada Juni lalu saat perusahaan tersebut menjadi perusahaan paling berharga di dunia untuk waktu yang singkat.
Harga sahamnya juga terpukul oleh laporan bahwa perusahaan tersebut akan menunda peluncuran chip AI generasi berikutnya, meskipun Nvidia belakangan membantah klaim tersebut.
Elliott terkenal karena sikap yang tetap kritis menyangkut sektor teknologi dan telekomunikasi. Grup investor kakap ini, telah meluncurkan pertempuran sengit dengan perusahaan-perusahaan tempat mereka berinvestasi, seperti AT&T, Telecom Italia, X, dan yang terbaru perusahaan menara Crown Castle.
Sebagai grup investor, Elliot terkenal konservatif. Sejak lama, mereka berusaha menghindari investasi pada saham-saham yang dinilai berpotensi mengalami gelembung.
Kebijakan itu juga tercermin pada Nvidia. Tercatat, Elliot Management hanya memegang saham kecil senilai $4,5 juta di perusahaan yang didirikan oleh Jensen Huang itu pada Maret lalu.
Untuk diketahui, Elliott Investment Management (bersama dengan afiliasinya) adalah salah satu manajer investasi tertua di bidangnya yang dikelola secara berkelanjutan. Perusahaan ini memang sudah “kelotokan” di bidangnya, karena didirikan pada 1977.
Per 31 Desember 2023, Elliott mengelola aset sekitar $65,5 miliar. Perusahaan investasi ini mempekerjakan 570 orang staf, termasuk hampir setengahnya yang didedikasikan untuk manajemen dan analisis portofolio, perdagangan, dan penelitian, di kantor pusatnya di Florida dan sejumlah kantor afiliasinya di wilayah lain.
Baca Juga: Sasar Kampus NVIDIA Tingkatkan Kapasitas Digital Mahasiswa di Bidang Generative AI