Sabtu, 2 Agustus 2025

Dorong Pemanfaatan AI, Telkom Tak Ingin Indonesia Sekedar Menjadi Pasar

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin masif digunakan di Indonesia. Pemanfaatan AI menunjukkan potensi yang luar biasa dalam berbagai sektor di tanah air, meskipun penerapannya masih perlu diperluas.

PT Telkom sebagai perusahaan digital telco yang dipercaya menjadi lokomotif digitalisasi di Indonesia, berkomitmen dalam mengembangkan AI yang berdampak positif kepada bangsa.

Sebagai salah satu upaya mendorong pemanfaatan AI, PT Telkom melalui anak perusahaannya PT Telkom Data Ekosistem (TDE) atau Neutron DC, kembali menggelar NeutraDC Summit 2024 pada 26 Agustus 2024 di Bali.

Perhelatan ini akan mengundang para pelaku bisnis teknologi, inovator teknologi, dan pakar industri yang akan membahas mengenai “The Other Side of AI”.

Tema yang diangkat mereflesikan bahwa AI menawarkan banyak wawasan baru, sekaligus memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berinteraksi dengan pemimpin industri dari berbagai sektor.

Lihat Juga:

Menurut Honesti Basyir, Direktur Group Business Development PT Telkom, NeutraDC Summit 2024 akan menjadi sebuah langkah besar dalam memastikan kesiapan Indonesia menghadapi dinamika  AI yang tengah berkembang pesat saat ini.

Honesti menilai hal ini selaras dengan landskap dan potensi ekonomi digital Indonesia yang begitu besar. Pasalnya, Indonesia memiliki modal yang sangat baik dalam mendorong digitalisasi sebagai pilar pertumbuhan.

Tengok saja, dalam hal demografi misalnya, sebanyak 65% penduduk kita sudah terhubung dengan infrastruktur digital.

“Pengguna telepon genggam sudah mencapai 300 juta, masyarakat juga sudah sangat familiar dengan produk digital, seperti media sosial”, ujar mantan Direktur Utama Bio Farma itu.

Honesti menambahkan 40% pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Ia memperkirakan potensi ekonomi digital bisa melesat hingga ratusan miliar dolar AS pada 2030.

“Potensi ini lah yang harus dimonetisasi Indonesia agar tidak selalu menjadi market bagi negara lain,” ujarnya.

Di sisi lain, CEO NeutraDC Andreuw Th.A.F, mengatakan bahwa persoalan etika juga menjadi concern bagi Telkom saat mengimplementasikan teknologi AI.

“Saat ini sudah banyak sekali perdebatan tentang etika, nah inilah yang sekarang sedang kami lihat jangan sampai nanti terjadi implementasi, malah menjadi kontra produktif”, ujar Andreuw.

Andreuw tak ingin, persoalan AI yang berdampak negatif seperti yang terjadi di negara-negara lain, dapat berimbas ke Indonesia.

Ia menambahkan, payung etika dalam pemanfaatan AI sekaligus merupakan perwujudan tanggung jawab PT Telkom terkait dengan sustainability initiative.

“Karena sebagai korporasi besar, tanggung jawab Telkom sejatinya tak hanya sebatas karbon, air, limbah, namun juga lingkungan dalam hal ini masyarakat. Itulah yang saat ini tengah kami sasar”, pungkas Andreuw.

Baca Juga: AI Generatif Dominasi Trend Teknologi 2024

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU