Kamis, 31 Juli 2025

Dampak Inflasi dan Lambatnya Adopsi 5G, Pasar Jaringan Inti Selular Diprediksi Anjlok 10%

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Lembaga riset jaringan telekomunikasi terkemuka, Dell’Oro Group, kembali mengurangi perkiraan pasar jaringan inti selular (mobile core network /MCN) untuk kelima kalinya, dan memperkirakan pendapatan akan turun 10% dari tahun 2024 hingga 2028.

Perusahaan riset tersebut menyatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh “hambatan ekonomi yang parah,” terutama tingkat inflasi yang tinggi, dan lambatnya adopsi standalone (SA) 5G oleh para operator.

Direktur riset Dell’Oro Group Dave Bolan, menjelaskan prediksi pasar terbaru ini merupakan perkiraan pertama dari lima perkiraan terakhir dimana CAGR lima tahun jatuh ke teritori negatif.

Dia mencatat jumlah jaringan SA 5G yang dikerahkan secara komersial tetap sama seperti pada akhir tahun 2023, yaitu sekitar 50 jaringan.

Bolan mengutip faktor-faktor yang sama yang berkontribusi terhadap penurunan perkiraan elemen sektor komputasi tepi multi-akses (multi-access edge computing /MEC) di pasar MCN selama periode perkiraan lima tahun.

“Dalam kasus MEC, tingkat adopsi melambat secara signifikan dibandingkan pasar MCN secara keseluruhan,” kata Bolan.

Bolan menambahkan, industri selular mengatasi kekhawatiran MEC dengan beberapa inisiatif termasuk API gerbang terbuka untuk mengembangkan kasus penggunaan baru dan pengenalan perangkat IoT berkemampuan rendah (RedCap), yang diharapkan dapat membawa lebih banyak model 5G ke pasar dengan harga lebih rendah.

“Namun, hal ini memerlukan waktu untuk menghadirkan solusi ke pasar dan, yang lebih penting, skalanya agar berdampak pada pertumbuhan pasar secara keseluruhan,” tambah Bolan.

Perkiraan CAGR berdasarkan wilayah positif untuk Asia Pasifik (tidak termasuk China), Eropa, Timur Tengah dan Afrika, sementara Amerika Utara, Karibia, Amerika Latin, dan China diperkirakan mengalami penurunan.

Baca Juga: Era 5G Advance dan Mobile AI Dimulai, Operator China dan Timur Tengah Jadi Pioner

PHK Besar-besaran Vendor Jaringan Telekomunikasi

Anjloknya permintaan MCN telah membuat vendor peralatan telekomunikasi merana. Samsung misalnya, terpaksa memindahkan 700 dari 4.000 karyawan ke divisi lain.

Keputusan tersebut terpaksa diambil, menyusul pendapatan bisnis jaringan Samsung turun 31% pada kuartal pertama 2024, menjadi hanya 740 miliar won Korea Selatan (US$530 juta), dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Penurunan tersebut mengikuti penurunan penjualan hampir 30% pada 2023, menjadi KRW3,78 triliun ($2,7 miliar).

Mengacu pada UU Ketenagakerjaan lokal yang ketat, Samsung tidak mudah melakukan PHK terhadap karyawan. Sehingga situasi ini bisa menjadi “Bom Waktu” bagi vendor Korea Selatan itu.

Berbeda dengan Samsung, Ericsson dan Nokia telah memangkas ribuan pekerjaan. Ini adalah respons terhadap kemerosotan penjualan terburuk sejak kejatuhan perusahaan-perusahaan dotcom, beberapa dekade lalu.

Berita tentang pemutusan hubungan kerja di bisnis jaringan Samsung muncul beberapa bulan setelah Ericsson mengatakan akan mengurangi jumlah karyawan di Swedia sebanyak 1.200 peran di tengah kondisi yang “menantang”.

Laporan triwulanan terbaru menunjukkan bahwa jumlah karyawan turun 6,389 posisi antara akhir tahun 2022 dan Maret 2024, menjadi 99,140.

Penjualan bisnis jaringan Ericsson turun 21% pada kuartal pertama menjadi 33,7 miliar kronor Swedia ($3,2 miliar), dibandingkan periode tahun sebelumnya.

“Inisiatif biaya” bertanggung jawab atas peningkatan margin kotor sebesar 4,3 poin persentase menjadi 44%, kata Ericsson.

Situasinya terlihat lebih buruk lagi di Nokia setelah kehilangan kontrak besar AT&T dari Ericsson tahun lalu. Penjualan jaringan seluler kuartal pertama turun 39% dari tahun ke tahun, menjadi €1,58 miliar ($1,7 miliar).

Meskipun Nokia juga menandai peningkatan margin kotornya, grup bisnis jaringan seluler tersebut mengalami kerugian operasional sebesar €42 juta ($45 juta), dibandingkan dengan laba sebesar €137 juta ($147 juta) pada tahun sebelumnya.

CEO Pekka Lundmark bertekad untuk mengurangi jumlah karyawan menjadi antara 72,000 dan 77,000 karyawan pada akhir 2026. Tahun lalu, Nokia mempekerjakan 86,689 orang, menurut laporan tahunan terbarunya.

Baca Juga: Laporan Ericsson: 5G Mengubah Strategi Penyedia Layanan FWA

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU