B200 Blackwell, Chip Terkuat di Dunia
Dominasi Nvidia dalam industri chip global, tercermin dari inovasi produk yang mengungguli para pesaingnya. Tengok saja saat perusahaan meluncurkan chip terbaru, B200 Blackwell, pada Maret 2024 lalu. Penguasa AI itu, mengklaim B200 Blackwell sebagai chip AI paling kuat di dunia.
Peluncuran B200 Blackwell, merupakan bagian dari serangkaian pengumuman pada hari pembukaan konferensi pengembang tahunan Nvidia, yang juga mencakup platform penelitian 6G dan seperangkat alat perangkat lunak.
Dalam sesi audiensi utama, Jensen Huang, mengatakan bahwa chip B200 Blackwell andalan Nvidia dapat melakukan tugas tertentu 30 kali lebih cepat dibandingkan pendahulunya dan dirancang untuk meningkatkan daya komputasi untuk model bahasa besar.
B200 Blackwell mencakup 208 miliar transistor dibandingkan dengan 80 miliar chip Hopper H100, chip generasi sebelumnya yang diluncurkan pada 2023.
Untuk diketahui, platform Hopper yang dibangun Nvidia, membantu perusahaan menjadi pemimpin dalam chip AI. Tak tanggung-tanggung, Nvidia memegang 80% pangsa pasar chip AI generative.
Dibandingkan dengan GPU saat ini, Huang menjelaskan bahwa chip Blackwell dua kali lebih kuat dalam melatih model AI, 30 kali lebih cepat dalam melakukan tugas-tugas tertentu seperti merespons chatbot, dan mengurangi biaya dan konsumsi energi hingga 25 kali lipat.
Huang menambahkan “AI generatif adalah teknologi yang menentukan zaman kita” dan Blackwell akan terbukti menjadi mesin yang “memberdayakan revolusi industri ini”.
Perusahaan termasuk Meta Platforms, Google, Microsoft, OpenAI dan Tesla diperkirakan akan mengadopsi Blackwell, kata Nvidia.
Jensen Huang Kini Menjadi Orang Terkaya ke-13 di Dunia
Moncernya kinerja Nvidia, dengan sendirinya melambungkan Jensen Huang. Dalam berbagai kesempatan, Huang yang merupakan alumnus Oregon State University, meyakini bahwa model AI akan mengarah pada “revolusi industri” baru, sekaligus mengubah bisnis global.
Faktanya, pertaruhan Nvidia dalam mengembangkan AI terbukti tepat. Tengok saja permintaan terhadap chip AI yang terus meningkat.
Menurut data Asosiasi Industri Semikonduktor (SIA) industri semikonduktor global mencapai US$46,6 miliar sepanjang Oktober 2023. Jumlah itu meningkat 3,9% dibandingkan dengan total penjualan pada September 2023 sebesar US$44,9 miliar.
Berkat permintaan chip yang mengalir deras, pundi-pundi Jensen Huang bertambah tebal. Meski kepemilikan sahamnya di di Nvidia hanya 3,5%, namun jumlah itu telah cukup membuat pria berambut putih itu, sukses melewati kekayaan pionir komputer pribadi, Michael Dell.
Baca Juga: Berikut Keunggulan Nvidia Generative AI, untuk RTX PC dan Workstations
Belum lama ini, Jensen dinobatkan sebagai orang terkaya ke-13 di dunia dengan kekayaan bersih sebesar US$106,1 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Kekayaannya melonjak lebih dari US$62 miliar tahun ini karena permintaan chip Nvidia yang digunakan untuk menjalankan tugas-tugas AI masih belum terpuaskan.
Huang, 61 tahun, memimpin gelombang baru miliarder teknologi ketika “Jensanity” yang didukung AI, seperti yang disebut oleh seorang analis, mengambil alih Silicon Valley.
Penerima manfaat lainnya termasuk Lisa Su, CEO Advanced Micro Devices (AMD), serta Charles Liang dari Super Micro Computer.
Bulan lalu, kekayaan mantan tukang cuci piring itu, melampaui masing-masing anggota keluarga Waltons, keluarga terkaya di Amerika menyusul ledakan kuartal lainnya dari pembuat chip tersebut.
Sebagai anak seorang emigran, Jensen Huang tentu tak menyangka perusahaan yang ia dirikan bersama Chris Malachowsky dan Curtis Priem pada 1993, kini menjelma menjadi perusahaan dengan valuasi terbesar kedua di dunia setelah Microsoft.
Kekayaannya juga terus bertambah, seiring dengan permintaan chip AI yang terus meningkat. Tengok saja laporan IDC.
Menurut perusahaan riset terkemuka itu, pasar semikonduktor akan pulih pada 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 20%.
Produk semikonduktor mencakup sirkuit terpadu logika (IC), IC analog, IC mikroprosesor dan mikrokontroler, serta memori.
IDC menyebutkan bahwa, meningkatnya permintaan global akan kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kinerja tinggi (HPC), ditambah dengan stabilnya permintaan akan ponsel pintar, komputer pribadi, infrastruktur, dan pertumbuhan yang tangguh di bidang otomotif, membuat industri semikonduktor melaju ke gelombang pertumbuhan baru.
Baca Juga: Nvidia Rilis Versi Update ChatRTX