Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Meningkatnya Kekerasan Digital Secara Global

BACA JUGA

Selular.ID – Laporan terbaru Kaspersky State of Stalkerware 2023 mengungkapkan hampir 31.000 pengguna ponsel di seluruh dunia menjadi sasaran Stalkerware, perangkat lunak pengawasan rahasia yang digunakan oleh pelaku kekerasan dalam rumah tangga untuk memantau korbannya.

Namun bukan hanya perangkat lunak penguntit saja yang menjadi sorotan, 40% orang yang disurvei di seluruh dunia menyatakan bahwa mereka pernah atau diduga mengalami penguntitan.

Stalkerware biasanya menyamar sebagai aplikasi anti-pencurian atau kontrol orang tua (parental control) yang sah di ponsel cerdas, tablet, dan komputer.

Setelah dipasang tanpa persetujuan dan pemberitahuan korban perangkat lunak tersebut akan memberikan pelaku sarana untuk mendapatkan kendali atas kehidupan korban. Kemampuan Stalkerware bervariasi tergantung pada apilikasinya.

State of Stalkerware adalah laporan tahunan Kaspersky yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang jumlah orang yang terkena dampak penguntitan digital secara global.

Pada tahun 2023, data Kaspersky mengungkapkan 31.031 individu unik di seluruh dunia terkena dampak penguntitan, peningkatan hampir enam persen tahun-ke-tahun (5,8%) dari 29.312 pengguna yang terkena dampak pada tahun 2022.

Angka-angka tersebut membalikkan tren penurunan pada tahun 2021, sehingga menegaskan bahwa penguntitan digital masih menjadi isu global.

Menurut Kaspersky Security Network, pada tahun 2023, pengguna di Rusia (9.890), Brasil (4.186), dan India (2.492) adalah tiga negara yang paling banyak terkena dampak stalkerware.

Iran masuk lima besar pada tahun sebelumnya dan tetap bertahan. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, 10 negara yang terkena dampak terbesar tidak banyak berubah.

Meskipun Jerman turun dari peringkat tujuh menjadi peringkat 10, Saudi Arabia (peringkat kedelapan pada tahun 2022) tidak terkena dampak paling parah tahun ini. Indonesia masih tetap ada di urutan 6 membuktikan masih rawannya negara ini diserang oleh penjahat.

Spektrum pelecehan beragam, dengan lebih dari sepertiga (39%) responden di seluruh dunia melaporkan pengalaman kekerasan atau pelecehan yang dilakukan oleh pasangannya saat ini atau sebelumnya.

Dari mereka yang ditanyai untuk laporan ini, 23% orang di seluruh dunia mengungkapkan bahwa mereka pernah mengalami semacam penguntitan online dari seseorang yang baru saja mereka kencani.

Selain itu, secara keseluruhan 40% melaporkan pernah atau diduga mengalami penguntitan.

Di sisi lain, 12% mengaku memasang atau mengatur parameter pada ponsel pasangannya, sementara sembilan persen mengakui menekan pasangannya untuk memasang aplikasi pemantauan.

Namun demikian, gagasan memantau pasangan tanpa sepengetahuan mereka tidak disetujui oleh sebagian besar individu (54%), yang mencerminkan sentimen umum terhadap perilaku tersebut.

Mengenai sikap terhadap pemantauan aktivitas online pasangannya secara konsensual, 45 persen responden menyatakan ketidaksetujuannya, dan menyoroti pentingnya hak privasi.

Sebaliknya, 27 persen mendukung transparansi penuh dalam hubungan, memandang pemantauan berdasarkan konsensus adalah hal yang tepat, sementara 12 persen menganggap pemantauan hanya dapat diterima jika kesepakatan bersama tercapai.

Baca juga: Kaspersky Ungkap Mengatasi Ancaman Siber di Indonesia 2024

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU