Rabu, 30 Juli 2025
Selular.ID -

Greens Ajak Petani Digital Gunakan Big Data dan IoT Dalam Bercocok Tanam

BACA JUGA

Jakarta, Selular.ID – Di era digital, kita bisa bertani di dalam ruangan. Dengan bantuan Big Data dan Internet of Things (IoT), petani bisa merekayasa kondisi alam untuk bercocok tanam.

Dengan begitu, para petani tidak lagi harus menggantungkan nasib pada cuaca, kadar air, sinar matahari, dan pestisida, dalam menghasilkan panen optimal.

Teknologi tersebut disediakan oleh sejumlah perusahaan rintisan, salah satunya GREENS.

Erwin Gunawan, Co-Founder dan Chief Business Officer GREENS menyerukan, bahwa dengan kondisi lahan dan pasokan fresh water di seluruh dunia saat ini sudah mengkhawatirkan.

“Karena 52 persen lahan sudah rusak dan pasokan fresh water menipis, industri pertanian sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Keadaan alam sudah tidak mendukung. Saat ini 62 persen hasil pertanian tidak optimal, mostly gagal,” ucap Erwin.

Maka dari itu Greens menciptakan sistem kontrol lingkungan pertanian, yakni dengan menghilangkan semua komponen yang bisa menggagalkan panen.

“Greens menciptakan sistem control environment agricultur. Kita bisa bertanam dengan membuang semua variabel yang membuat pertanian gagal. Kita pakai big data dan IoT. Cara bertani jadi lebih efisien dan optimal,” ucap Erwin.

Variabel yang menggagalkan panen antara lain variabel cuaca, kelembaban, sinar cahaya, pengairan, dll.

Erwin menyebut Greens merupakan sustainable farming, “Karena kita bisa create the environment inside pod.”

Bukan hanya dalam pod saja, sistem kontrol lingkungan bercocok tanam ini juga bisa dilakukan dalam container, warehouse, basement, rooftop, yang bisa dikontrol supaya optimal.

“Dengan cara ini 99 persen bertani akan berhasil,” klaim Erwin.

Erwin Gunawan - Co-Founder dan Chief Business Officer GREENS
Erwin Gunawan – Co-Founder dan Chief Business Officer GREENS

Erwin mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar kedua penyumbang Food Waste/Food Loss di dunia.

Dengan teknologi sistem kontrol lingkungan ini, Erwin berharap bisa berkontribusi mengurangi kegagalan pangan di tanah air.

“Data menyatakan jumlah limbah dan sampah makanan di Indonesia mencapai 20 hingga 48 juta ton per tahun sejak 2000-2019. GREENS memiliki misi untuk mencegah kehilangan sumber pangan (food loss) dan menghadirkan sumber nutrisi yang terbaik,” tutur Erwin.

Teknologi yang mendorong pertanian merupakan masa depan untuk menghasilkan sumber pangan secara mandiri.

Teknologi juga memiliki potensi yang luar biasa untuk membantu mewujudkan pertanian berkelanjutan.

“Dengan dukungan dari Westcon, Merkle dan AWS kami yakin dapat terus berinovasi bahkan kini kami telah berhasil memotong hingga 50% waktu panen dan menghasilkan tanaman yang bernutrisi tinggi,” ujar Erwin Gunawan, Co-Founder dan Chief Business Officer GREENS.

Ivan Agus - Country Manager Westcon Indonesia
Ivan Agus – Country Manager Westcon Indonesia

Di kesempatan yang sama, Ivan Agus, Country Manager, Westcon Indonesia menyerukan, “Menciptakan peluang pertumbuhan bagi para mitra dan vendor selalu menjadi salah satu tujuan bisnis kami. Westcon Indonesia dan Merkle Innovation Technology memiliki visi yang sama, yaitu memberikan nilai bisnis yang lebih besar kepada para kustomer dengan dukungan teknologi AWS.

“Mendukung modernisasi di GREENS untuk menjadi bagian dari kegiatan ekonomi kreatif di Indonesia tentunya menjadi hal yang membanggakan untuk kami,” ucap Ivan Agus.

Ricky Utomo - CEO, Merkle Innovation Technology
Ricky Utomo – CEO, Merkle Innovation Technology

Sebagai penyedia solusi teknologi di segala industri, Ricky Utomo, CEO, Merkle Innovation Technology, mengatakan, “Merkle Innovation Teknology hadir sebagai konsultan teknologi modern yang berfokus untuk membantu klien bertransformasi menjadi perusahaan cerdas dan lincah. Bersama dengan Westcon Indonesia dan AWS kami hadir untuk memberikan solusi inovatif kepada para klien dan mengidentifikasi bisnis model yang tepat.”

“Kami sangat senang telah menjadi bagian dari perjalanan digital transformasi GREENS khususnya dalam penerapan teknologi disrupsi dan pengelolaan big data. Bersama-sama kami siap untuk mendefinisikan kembali bagaimana kita dapat memajukan pertanian dan mengurangi sampah makanan di Indonesia,” ujar Ricky Utomo.

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab IPO GoTo Bisa Gagal Dulang Dana Rp17,99 Triliun

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU