JAKARTA, SELULAR.ID – Apakah benar Tesla sudah tidak menggunakan nikel atau masih menggunakannya?
Terkait pernyataan Tesla menggunakan nikel ini jadi ramai dalam perbincangan usai debat keempat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berlangsung, Minggu (21/1/2024) malam.
Tema debat yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta yakni “Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa”.
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka memberikan pertanyaan kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar.
TONTON JUGA:
Gibran Rakabuming mempertanyakan kampanye dari timses Muhaimin Iskandar yang anti nikel.
Pasalnya timses paslon nomor urut satu kerap mendengungkan baterai lithium ferro-phosphate (LFP) sebagai komponen dalam baterai mobil listrik.
Baca juga: Xiaomi Tabuh Genderang Perang ke Tesla Usai Rilis SU7
“Sering bicara LFP, Tesla enggak pakai nikel. Ini, kan, kebohongan publik, Pak. Tesla pakai nikel, Pak. Indonesia itu punya cadangan nikel terbesar sedunia. Ini kekuatan kita, bargaining kita. Jangan malah membahas LFP, itu sama saja mempromosikan produk Cina,” kata Gibran.
Lalu apakah benar Tesla masih menggunakan nikel atau menggunakan LFP?
Data Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan penggunaan LFP untuk mobil listrik memang hanya 27% pada 2022.
Namun, cakupan penggunaan ini naik signifikan dari 7% pada 2018.
Sedangkan penggunaan nikel untuk komponen baterai mobil listrik pada 2022 masih sebesar 66%.
Namun, cakupan baterai berkandungan nikel tinggi turun dari 78% pada 2022.
Baca juga: Guru Jadi Profesi yang Paling Banyak Gunakan Pinjol
Ini menunjukkan pangsa pasar LFP terus meningkat sementara baterai nikel tinggi tergerus.
IEA mencatat sekitar 95% LFP diproduksi Cina.
Pabrikan mobil listrik asal negara yang sama, BYD, mendominasi penggunaan LFP hingga 50% dari total permintaan baterai tersebut.
Sementara, Tesla berkontribusi sebesar 15% dari total permintaan.
Meski Tesla masih menggunakan nikel, penggunaan LFP Tesla meningkat dari 20% dari total mobil yang diproduksi pada 2021 menjadi 30% pada 2022.
Penggunaan LFP ini memang cendrung meningkat lantaran baterai berkomponen besi ini lantaran menawarkan harga yang lebih murah.
Baca juga: BYD Masuk Indonesia, Apakah EV Xiaomi Bakal Ikut? Ini Tanggapannya