Rabu, 30 Juli 2025
Selular.ID -

Teknologi Ini Wajib Ada di Kereta Api Untuk Hindari Kecelakaan

BACA JUGA

JAKARTA, SELULAR.ID – Pemerintah Indonesia harus menyediakan teknologi terkini untuk supaya kejadian tabrakan antara KA Turangga dan kereta Commuter Line Bandung Raya tidak terjadi lagi.

Seperti kita ketahui, terjadi tabrakan antara KA Turangga dan kereta Commuter Line Bandung Raya di jalur tunggal antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, Jumat (5/1/2024) pagi.

Banyak pihak menuntut supaya pemerintah membangun jalur ganda di antara dua stasiun tersebut supaya kejadian serupa tidak terjadi lagi.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan merespon akan membangun jalur ganda senilai Rp1,3 triliun.

TONTON JUGA:

Dana tersebut untuk membangun jalur ganda kereta sepanjang 23,5 kilometer dari Kiaracondong hingga Cicalengka.

Proyek itu dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama membentang dari Gedebage hingga Haurpugur sepanjang 14 kilometer.

Baca juga: Kominfo Buka Suara Terkait Tuntutan Adanya Regulasi OTT

Adapun tahap kedua berfokus pada jalur dari Haurpugur hingga Cicalengka sepanjang 9 kilometer.

Kemenhub membuat target dua tahap itu akan selesai pada 2023.

Namun saat tabrakan KA Turangga dan kereta Commuter Line Bandung Raya terjadi, proyek tahap kedua belum tuntas.

Selain untuk memotong waktu tempuh kereta dan meningkatkan intensitas layanan kereta, jalur ganda sebenarnya juga bisa menekan risiko kecelakaan kereta.

Hal tersebut dikatakan Deddy Herlambang, Direktur Eskekutif Institut Studi Transportasi.

Deddy merujuk tabrakan dua kereta pengangkut batu bara pada jalur tunggal di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, 7 November lalu.

“Yang disayangkan, satu tahun setelah kecelakaan itu tidak ada laporan investigasi dari KNKT,” kata Deddy.

“Kalau tidak ada yang meninggal, KNKT biasanya tidak melakukan investigasi. Celakanya, saat ini terjadi juga kecelakaan di jalur tunggal.”

“Kalau ada investigasi terhadap kecelakaan di Lampung, otomatis akan ada upaya mitigasi karena ada kemungkinan terjadi kecelakaan yang sama. Ternyata benar terjadi lagi,” sambung Deddy.

Perlu Teknologi Canggih

Baca juga: Guru Jadi Profesi yang Paling Banyak Gunakan Pinjol

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU