Selular.ID – Sharp sebagai brand teknologi asal Jepang yang kini sudah mulai meramaikan pasar smartphone di Indonesia, hanya saja harus berpikir strategis demi menjangkau konsumen secara luas.
Sharp, perusahaan teknologi ternama asal Jepang, menghadapi tantangan unik dalam merangkul pasar Indonesia yang berbeda secara signifikan dengan pasar domestiknya.
Sebagian mungkin familiar dari brand ini adalah kepada produk home living seperti Kulkas, TV, AC, ataupun mesin cuci.
Tidak perlu ditanyakan lagi kalau soal bidang itu, yang kini perlu di tekankan adalah produk dari produk smartphone yang kini mulai ia pasarkan di Indonesia.
Sebenarnya di negara asalnya mereka sudah memiliki lineup smartphone dari awal tahun 2000an, dan diklaim hingga kini, smartphone Sharp merajai pasar Jepang menjadikan nomor 1 smartphone Android disana.
Namun, kalau di pasar Indonesia mereka hanyalah masih anak kemarin sore, namun berani untuk melawan brand kawakan yang mayoritas dari negeri Tiongkok.
Jadi, bisakah Sharp merajai pasar Indonesia seperti halnya di negara Jepang?
Kalau melihat dari strategi, bisa dikatakan pasar Indonesia maupun Jepang itu sangatlah berbeda.
Karena hal ini diutarakan oleh Ardy, Head of AUVI Product Strategy, PT Sharp Electronics Indonesia, kalau pasar Indonesia dan Jepang itu berbeda, dan tidak bisa mentreatment pasar yang sama.
“Tidak bisa, karena penjualan smartphone di pasar Jepang hanya melalui provider sedangkan di Indonesia bisa dijual di toko offline, online ataupun dengan provider.” Kata Ardy kepada Selular.ID, Selasa (16/01/2024).
Pasar smartphone Jepang dikenal karena dominasi penjualan melalui provider telekomunikasi, disebutkan juga oleh Ardy kalau di Jepang itu ada provider naman nya softbank, docomo, jadi mereka membantu pemasaran.
Hal ini memberikan keuntungan dalam hal integrasi layanan dan paket bundling. Namun, ketika menembus pasar Indonesia, Sharp harus menyesuaikan strateginya dengan realitas bahwa konsumen di sini memiliki preferensi yang lebih bervariasi.
Di Indonesia, konsumen memiliki kebebasan untuk memilih produk smartphone mereka melalui berbagai saluran distribusi, termasuk toko offline dan platform online.
Model ini memerlukan adaptasi strategi pemasaran Sharp agar dapat menjangkau dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
Hal lain juga diutarakan oleh Andri Adi Utomo, Sales & Marketing Senior GM, PT Sharp Electronics Indonesia bahwasanya awalnya Sharp ingin mengikuti cara memasarkan seperti elektronik tapi itu tidaklah mudah.
“Awal strateginya kita ingin samakan dengan brand elektronik kita, tapi nyatanya itu adalah hal yang beda, jadi tepatnya di tahun lalu atau tepatnya di 2023 awal, pada saat meluncurkan smartphone baru kita berfokus menggandeng dealer smartphone yang besar, serta menggandeng juga Sharp-Sharp dealer, atau ke toko-toko kecil yang menjual smartphone. Dan dari situ, sejauh ini progresnya sudah mulai terlihat.” Kata Andri.
Tapi sedikit Sharp mulai mencoba mulai hal yang sama terjadi pada perilisan smartphone yang baru saja di kenalkannya pada hari Selasa, (16/01/2024).
Di mana, Sharp bermitra bisnis dengan salah satu provider telekomunikasi besar di Indonesia, Telkomsel dengan memberikan bundling kartu perdana serta kuota internet 21GB untuk satu bulan pertama.
Sharp perlu memahami kebutuhan lokal dan memberikan nilai tambah yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Dengan melibatkan konsumen melalui kampanye pemasaran yang terfokus, Sharp dapat membangun kesadaran merek dan meningkatkan daya saingnya di pasar Indonesia.
Kesimpulannya, kesuksesan Sharp di pasar Indonesia tergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan perbedaan fundamental dalam perilaku konsumen dan struktur distribusi.
Dengan menggali potensi pasar dengan bijak, Sharp dapat mengukuhkan keberadaannya dan memenangkan hati konsumen Indonesia yang semakin cerdas dan beragam.
Baca juga : Perdana Hadir di Indonesia, Sharp Aquos Sense8 Juga Pakai Chipset Anti-mainstream
