JAKARTA, SELULAR.ID – Sumber daya alam nikel jadi pembahasan dalam debat seri keempat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Minggu (21/1/2024).
Tema debat yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta yakni “Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa”.
Pada debat tersebut nikel menjadi bahan debat bagi para cawapres lantaran menjadi hal yang sangat hangat di negara ini.
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka memberikan pertanyaan kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar.
TONTON JUGA:
Gibran Rakabuming mempertanyakan kampanye dari timses Muhaimin Iskandar yang anti nikel.
Pasalnya timses paslon nomor urut satu kerap mendengungkan baterai lithium ferro-phosphate (LFP) sebagai komponen dalam baterai mobil listrik.
Baca juga: Tesla Memang Masih Menggunakan Nikel, Tetapi . . .
“Sering bicara LFP, Tesla enggak pakai nikel. Ini, kan, kebohongan publik, Pak. Tesla pakai nikel, Pak. Indonesia itu punya cadangan nikel terbesar sedunia. Ini kekuatan kita, bargaining kita. Jangan malah membahas LFP, itu sama saja mempromosikan produk Cina,” kata Gibran.
Lalu negara mana saja yang menghasilkan nikel terbesar di dunia?
Berdasarkan laporan dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) pada tahun 2022, berikut adalah daftar 10 negara penghasil nikel terbesar di dunia:
Indonesia (1,6 juta metrik ton)
Filipina (330.000 metrik ton)
Rusia (220.000 metrik ton)
Kaledonia Baru (190.000 metrik ton)
Australia (160.000 metrik ton)
Kanada (130.000 metrik ton)
Brazil (120.000 metrik ton)
Madagaskar (110.000 metrik ton)
China (100.000 metrik ton)
Afrika Selatan (90.000 metrik ton)
Baca juga: Guru Jadi Profesi yang Paling Banyak Gunakan Pinjol
Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar di dunia, dengan produksi mencapai 1,6 juta metrik ton pada tahun 2022.
Produksi nikel Indonesia menyumbang sekitar 48,48% dari total produksi nikel global.
Indonesia juga tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, dengan cadangan mencapai 21 juta metrik ton.
Peningkatan permintaan nikel global, terutama untuk industri baterai kendaraan listrik, diprediksi akan terus mendorong produksi nikel Indonesia di masa mendatang.
Baca juga: Program Prabowo Hilirisasi Nikel Bahan Baku Baterai Ponsel Terancam Harga Anjlok
