Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Program Prabowo Hilirisasi Nikel Bahan Baku Baterai Ponsel Terancam Harga Anjlok

BACA JUGA

Selular.ID – Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Dengan menguasai 49% pasokan nikel dunia, wajar bila Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menggaungkan program lanjutan hilirisasi nikel yang dicetuskan Presiden Jokowi.

Menteri Pertahanan tersebut percaya hilirisasi nikel bisa jadi solusi atas persoalan ekonomi yang dihadapi Indonesia dan sebagai lokomotif pendorong menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.

Apa itu hilirisasi nikel, yakni mengolah nikel mentah atau biji nikel menjadi produk akhir yang memiliki nilai tambah dan dapat diperjualbelikan, sehingga memiliki nilai ekonomi.

Tujuannya, menciptakan ekosistem yang kompetitif pada rantai nilai baterai litium yang ada di dalam ponsel. Hal ini juga dilakukan untuk menopang industri baterai kendaraan listrik yang baru mulai dikembangkan di Indonesia.

Masalahnya, saat ini harga nikel terus merosot. Mengutip Tradingeconomics, harga nikel berjangka secara tahunan turun 39,50 persen per ton dan saat ini dibanderol USD 16.092,50 per ton.

Sementara dibandingkan bulan lalu, harga nikel tercatat turun 0,93 persen dan 0,53 persen secara harian. Harga nikel saat ini bahkan mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir.

Tradingeconomics mencatat, harga nikel yang saat ini mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir disebabkan karena kuatnya pasokan dari produsen global nikel, yakni Indonesia, Filipina, dan China.

Menurut perkiraan terbaru dari International Nickel Study Group, pasokan logam tersebut melampaui permintaan sebesar 223.000 metrik ton pada tahun 2023, dan kesenjangan tersebut diperkirakan akan melebar menjadi 239.000 metrik ton pada tahun 2024.

Kesenjangan pasokan dan permintaan itu disebabkan oleh melemahnya penggunaan akibat perlambatan ekonomi global, dan secara khusus karena pemulihan yang rapuh di China.

Miniatur baterai nuklir untuk smartphone

Merespon harga nikel yang tahun lalu melonjak, sebuah perusahaan Tiongkok mengembangkan miniatur baterai nuklir untuk berbagai perangkat, termasuk smartphone, yang tidak memerlukan bahan baku nikel.

Jenis baterai tersebut diprediksi bisa berfungsi selama 50 tahun tanpa perlu diisi ulang.

Startup teknologi Betavolt dari Beijing ini memasukkan 63 isotop nuklir ke dalam modul yang lebih kecil dari koin, dan model debutnya, BV100, dikatakan menghasilkan listrik 100 mikrowatt.

Baterai nuklir bisa mengeluarkan tegangan 3V dan hadir dalam kemasan kecil, hanya berukuran 15 x 15 x 5mm. Baterai kecil ini bisa digabungkan secara seri untuk menghasilkan lebih banyak daya, menurut perusahaan.

Betavolt membayangkan smartphone tetap terisi dayanya untuk selamanya dengan baterai nuklir.

Betavolt menambahkan bahwa baterainya tidak akan terbakar atau meledak jika Anda mendorongnya, berkat pengaturannya yang berlapis.

Ditambah lagi, ini bisa beroperasi pada suhu ekstrem mulai dari -60 derajat Celcius hingga 120 derajat Celcius.

Pada tahun 2025, perusahaan ingin membuat baterai kecil yang mampu menghasilkan satu watt.

Menurut Betavolt, baterai energi atom ini akan menjadi solusi tepat untuk pasokan listrik tanpa akhir dalam berbagai skenario, misalnya dirgantara, perlengkapan AI, peralatan medis, drone kecil, sensor, dan robot mikro.

Prototipe ini telah memasuki tahap uji coba dan siap untuk diproduksi massal. Namun belum ada kepastian kapan akan diluncurkan ke pasar.

Baca Juga: Android untuk mobil dapat update dari info baterai real time hingga perencanaan perjalanan di ponsel

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU