Selular.ID – Kecerdasan buatan (AI) memang memiliki potensi untuk mematikan lapangan pekerjaan. Hal ini karena AI dapat melakukan berbagai tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, seperti pekerjaan pabrik, layanan pelanggan, hingga pekerjaan administrasi.
Namun, menurut pengamat teknologi Alfons Tanujaya, AI tidak dapat dihindari. Hal ini karena AI sudah menjadi tren global, dan Indonesia tidak bisa lepas dari tren global.
“AI akan banyak mematikan lapangan pekerjaan. Tetapi itu tidak akan terhindarkan. Apabila kita tidak mengadopsi AI sementara negara lain banyak mengadopsi AI, efisiensi kita akan tertinggal, jadi itu tidak bisa dihindarkan,” kata Alfons kepada Selular.ID.
Alfons mencontohkan, Amerika Serikat yang merupakan negara yang mengadopsi AI tertinggi di dunia juga memiliki kekhawatiran bahwa AI akan menguasai dunia. Namun, Alfons menilai bahwa Amerika Serikat juga tidak bisa menghentikan perkembangan AI.
“Jadi gambarannya, Amerika Serikat yang mengadopsi AI tertinggi itu takut kalau AI menguasai dunia, tapi apabila mereka tidak mengadopsi, maka China yang akan menjadi maju, China juga tidak mau menghentikan AI, kalau di hentikan Amerika lah yang akan maju, kalau dua duanya tidak mengadopsi maka negara lainnya yang akan maju. Jadi AI ini memang tidak terhindarkan,” kata Alfons.
Alfons menilai bahwa Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak AI terhadap lapangan pekerjaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama di bidang teknologi.
“Langkah yang benar adalah beradaptasi dengan perkembangan pasti dampaknya banyak, dampaknya pasti akan terjadi efisiensi, dan banyak sektor-sektor yang tergusur oleh AI, mau gak mau tergusur. Karena luar negeri pake AI ini dan mau tidak mau tergusur. Jadi yang akan berkembang itu ialah orang yang mengendalikan AI.” Tutupnya.
Baca juga : Microsoft Copilot AI Tersedia di Aplikasi Office Cek Harganya
