Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Pemerintah Wajib Sediakan Rp13,7 T Untuk Siapkan Satria-2

BACA JUGA

JAKARTA, SELULAR.ID – Setelah pemerintah mengklaim Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 telah beroperasi, kini mereka bersiap untuk mengorbitkan Satria-2.

Pemerintah harus menyiapkan dana USD 884 juta atau Rp13,7 triliun untuk mempersiapkan Satria-2 hingga nantinya mengorbit.

Hal tersebut disampaikan Sri Sanggrama Aradea, Kepala Divisi Satelit Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Aradea menambahkan saat ini pengembangan Satria-2 masih berada di tahap diskusi teknis mengenai pendanaan.

TONTON JUGA:

“Kami mau pemetaan lagi agar tepat sasaran. Saat ini yang tercatat di green book kita senilai USD884 juta investasinya, kurang lebih segitu,” kata Aradea.

Baca juga: Masyarakat Tidak Bisa Akses Internet Satelit Satria-1, Kominfo Beri Penjelasan

Sementara itu, Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi mengklaim sudah banyak investor dari luar negeri yang tertarik dengan proyek SATRIA-2.

Budi Arie juga mengatakan sejumlah negara yang bisa membuat Satria-2 untuk diorbitkan di atas Bumi Indonesia.

“Prancis, Inggris, China, Amerika. Nanti kita lihat mana yang paling murah dan bagus, itu yang kita akan pakai,” ungkapnya.

Menkominfo juga menyebut titik tambahan yang dicanangkan untuk Satria-2 sekitar 45 ribu titik.

Namun, tentu saja hal ini masih dalam tahap penggodokan.

“Satria-2 ini akan memperkuat akses konektivitas karena teknologi satelit cocok untuk daerah-daerah 3T,” jelas Budi Arie.

“Kalau daerah 3T nggak mungkin kita tarik kabel, pakai fixed broadband kan tidak mungkin,” sambungnya.

Lalu apa perbedaan antara Satria-1 dengan Satria-2?

Baca juga: Guru Jadi Profesi yang Paling Banyak Gunakan Pinjol

Direktur BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar mengatakan ada sejumlah perbedaan antara Satria-1 dengan Satria-2 meskipun memiliki misi yang sama.

Persamaan misi tentu saja untuk meng-cover daerah tertinggal, terdepan dan terluar atau 3T yang belum memiliki akses internet alias blankspot.

“SATRIA-1 saat ini tidak mencukupi kapasitasnya untuk mencakup seluruh area dan layanan publik yang tidak tercakup oleh teknologi terestrial,” kata Fadhilah Mathar.

“Sehingga, kita masih memerlukan kapasitas lagi, itu yang akan kita tambahkan melalui Satria-2,” sambungnya.

Satria-1 yang kini sudah mengorbit itu dibekali kapasitas internet 150 Gbps.

Lalu, Satria-2 rencananya akan membawa peningkatan kapasitas signifikan yang mencapai 300 Gbps.

Kedua satelit ini memang diperuntukkan untuk daerah 3T di Indonesia, namun Satria-2 akan melengkapi daerah-daerah pelosok yang kemungkinan besar belum terjamah oleh Satria-1.

BAKTI juga memprediksi Satria-1 dan Satria-2 kemungkinan besar akan mengorbit di dua slot orbit yang berbeda.

Fadhilah pun menjelaskan kalau Satria-2 ini hadir untuk menyebarkan internet ke daerah yang sulit dijangkau oleh BTS-BTS secara optimal.

“BTS yang kami bangun sebanyak 7.000 ini kan kapasitasnya masih kurang,” kata Fadhilah Mathar.

“Satria-1 pun kami rencanakan menyebarkan internet ke 4-5 ribu titik dulu, tidak langsung 37 ribu titik.”

“Semua secara bertahap selama dua tahun,” tandasnya.

Baca juga: Satria-1 Mulai Online Hari Ini, Jokowi Cek Kecepatan Internet

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU