Kamis, 31 Juli 2025

Adu Kualitas Jaringan IndiHome Vs First Media, Siapa Lebih Unggul?

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan di bisnis fixed broadband semakin ketat. Meski demikian pasar masih terbuka lebar.

Mengacu data dari Media Partner Asia (MPA), perusahaan penyedia solusi sektor media dan telekomunikasi yang berbasis di Singapura, penetrasi fixed broadband di Indonesia masih sangat rendah, baru sekitar 12,8%.

Meski terbilang kecil, namun dengan semakin meningkatnya pengguna internet, terutama segmen premium yang membidik ARPU (Average Revenue Per User ) Rp 300.000 – Rp 500.000, penetrasi itu akan terus meningkat. Diprediksi bakal mencapai 15,9% pada akhir 2023.

Di sisi lain, peralihan kebiasaan masyarakat karena pandemi covid-19, membuat operator penyedia bisnis ini panen pelanggan baru.

Apalagi layanan internet fixed broadband menawarkan lebih banyak keunggulan, terutama dari sisi kualitas dan kestabilan jaringan.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 828 perusahaan penyedia layanan internet atau internet service provider (ISP) di Indonesia pada 2022. Jumlah itu bertambah 35,51% dibanding 2021 yang masih sebanyak 611 perusahaan.

Baca Juga: Menurut Opensignal, Fix Broadband Ini Jadi Jawara di Jakarta

Meski jumlah ISP terus meningkat, pasar fixed broadband didominasi sejumlah pemain utama. Seperti Link Net (First Media), IndiHome (Telkom Group), Biznet, MyRepublic (Sinar Mas Group), MNC Play (MNC Group), Oxygen, Megavision, dan CBN.

Di sisi operator selular, selain XL Home (XL Axiata), Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) juga punya layanan sejenis, yaitu Indosat HiFi (dulu IM2/GIG).

Nah, dibandingkan para provider lainnya, IndiHome dan First Media, bisa dibilang pemain kelotokan. Pasalnya, kedua provider tersebut merupakan perintis di bisnis ini.

Siapa menyangka kalau First Media (Link Net) adalah salah satu perusahaan penyedia internet fixed broadband tertua di Indonesia. Tercatat jumlah pelanggan First Media secara nasional mencapai sekitar 850 ribu pelanggan sepanjang 2022.

Pada 2023, Link Net telah berusia 22 tahun. Sehingga perusahaan yang sebelumnya dimiliki oleh Lippo Group itu, sudah kenyang dengan asam garam di bisnis internet jaringan tetap ini.

Pada Juni 2022, Lippo Group melepas kepemilikan LinkNet kepada Axiata Group (Malaysia). Di tangan Axiata, XL menargetkan kolaborasi dengan Link Net dapat mendorong kekuatan kolektif dalam konektivitas selular, pita lebar berbasis kabel (fixed broadband), dan konten.

Seperti halnya First Media, IndiHome pertama kali melenggang di pasar domestik pada 2015. Diperkenalkannya IndiHome sebagai pengganti layanan internet Speedy yang disuntik mati oleh Telkom pada tahun yang sama.

Kehadiran IndiHome menandai kiprah Telkom menggeluti bisnis digital berbasis komunikasi dan data. Karena dengan berlangganan IndiHome, pelanggan dapat memperoleh tiga layanan sekaligus (triple play). Yaitu, telepon rumah (voice), internet berbasis fiber atau high speed internet, dan televisi interaktf (TV cable).

Dengan jangkauan yang luas hingga ke banyak kota di Indonesia, tak heran jika pelanggan IndiHome merupakan yang terbesar di antara provider lainnya.

Tercatat, IndiHome melayani 9,5 juta pelanggan atau mengalami pertumbuhan sebesar 316.000 pelanggan hingga akhir semester I/2023.

Baca Juga: Pasca Bergabung dengan Telkomsel, Bagaimana Network Performance IndiHome?

Halaman Selanjutnya…

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU