Rabu, 30 Juli 2025
Selular.ID -

Langkah Tepat OTT Di Indonesia, Kerjasama Atau Blokir?

BACA JUGA

Selular.ID – Layanan OTT menjadi bumbu pedas di kalangan bisnis telekomunikasi nasional, serta bisa merusak perekonomian negara. Bagaimana langkah tepatnya? Kerjasama atau blokir?

Over The Top (OTT) sudah berkuasa dan rasanya akan susah masyarakat untuk meninggalkan penyedia jasa tersebut.

Karena masyarakat Indonesia masih erat menggunakan aplikasi perpesanan contoh saja seperti WhatsApp, Telegram, atau untuk media sosialnya Facebook, X, Instagram, dll. Ketimbang mereka menelepon seluler ataupun melalui SMS.

Itu yang membuat penyedia jasa telekomunikasi nasional atau operator seluler berat rasanya untuk mendapatkan cuan lebih.

Belum lagi server dari OTT yang tidak jelas keberadaannya di Indonesia, jadi seperti kasus penipuan atau scam melalui OTT tidak dapat diusut secara tuntas.

Banyak keuntungan dan kekurangan yang dialami, malah banyak kekurangannya.

Kamilov Segala, Pengamat Telekomunikasi mengatakan banyak pelanggan yang sebenarnya kecewa dengan OTT malah marahnya ke operator seluler.

“Banyak konsumen atau pelanggan yang kecewa dengan OTT itu larinya ke Operator, customer operator yang menanggung beban-beban akibat OTT.” Jelasnya Kamilov.

Keuntungan yang didapat dari dampak adanya OTT hanyalah trafik yang tinggi serta membuat masyarakat lebih cakap digital. Tapi kembali lagi cuan yang didapat malah OTT padahal kondisinya mereka hanya menumpang.

Langkah tepat sudah saatnya dipikirkan matang-matang. Menjelang pilpres 2024, siapapun presidennya sudah bukan lagi memikirkan bagi-bagi sembako gratis.

Tapi juga pemerataan akses internet yang juga diperhatikan, salah satunya pikirkan tentang regulasi keberadaan OTT di Indonesia.

Namun menurut Kamilov, memang benar regulasi itu penting tapi jeleknya adalah masih sangat rentan untuk digoyahkan.

“Buat regulasi yang fair, namun regulasi ini bisa digoyang, regulasi ini sangat rentan. Dan ini yang sulit di kawal.” Kata Kamilov.

Lain daripada itu, Sigit Puspito Wigati Jarot selaku Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel menjabarkan sebenarnya banyak strategi yang terpikirkan dari yang aman hingga yang ekstrim namun perlu hati-hati.

“Strategi opsel, paling radikal adalah memblok, tapi ini adalah opsi yang sulit di iyakan karena paling ekstrim. kemitraan, karena kita akui kehadiran OTT manfaatnya banyak,mengenerate trafik luar biasa, seandainya tidak ada OTT digitalisasi tidak mungkin bisa secepat ini di Indonesia.” Kata Sigit.

“Ada juga sebagai usulan kalau caranya memfilter atau bandwidth throttling, jadi misalnya kalo mereka tidak mau bekerja sama analoginya kecilin saja saluran selangnya. ”

“Banyak strategi, Termasuk menawarkan layanan sejenis untuk menjadi pesaing, namun itu adalah pengalaman yang tidaklah mudah.” lanjutnya.

Sedangkan dari Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institut, lebih jelasnya ialah sudah pasti harus dilakukan kerjasama.

“Adanya berkewajiban kerjasama dari OTT dengan penyelenggaraa komunikasi Indonesia.” Tutupnya.

Kuncinya adalah, regulasi perlu diadakan dan perlu di tekankan kepada penyedia layanan OTT mau tidak mau agar industri telekomunikasi sehat dan ekonomi Indonesia ikut sehat.

Baca juga : Pengamat: OTT, Si Penumpang Yang Kurang Ajar!

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU