Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Nyatanya, Human Eror Karyawan Sama Bahayanya Seperti Peretasan

BACA JUGA

Selular.ID – Pelanggaran yang dilakukan karyawan atau bisa dikatakan human eror terhadap kebijakan keamanan informasi dalam organisasi sama berbahayanya dengan serangan peretas eksternal, menurut penelitian terbaru dari Kaspersky.

Dalam dua tahun terakhir, 33% insiden siber di dunia bisnis di Asia Pasifik (APAC) terjadi karena karyawan dengan sengaja melanggar protokol keamanan.

Angka ini hampir sama dengan kerugian yang diakibatkan oleh pelanggaran keamanan siber, dimana 40% di antaranya terjadi karena peretasan. Angka-angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang masing-masing sebesar 26% dan 30%.

Terdapat persepsi yang kuat bahwa kesalahan manusia adalah salah satu penyebab utama insiden dunia maya dalam bisnis, tapi segalanya tidak hitam dan putih.

Kondisi keamanan siber suatu organisasi lebih rumit dari itu dan lebih banyak faktor yang mempengaruhinya.
Mengingat hal ini, Kaspersky melakukan penelitian untuk mengetahui pendapat para profesional Keamanan TI yang bekerja untuk UMKM dan perusahaan di seluruh dunia mengenai dampak dari “manusia” terhadap keamanan siber di sebuah perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai kelompok orang yang mempengaruhi keamanan siber, dengan mempertimbangkan staf internal dan aktor eksternal. Sebanyak 234 responden dari Asia Pasifik disurvei.

Studi Kaspersky mengungkapkan bahwa, selain kesalahan asli/nyata, pelanggaran kebijakan keamanan informasi yang dilakukan oleh karyawan di wilayah tersebut merupakan salah satu masalah terbesar bagi perusahaan.

Responden dari organisasi-organisasi di Asia Pasifik menyatakan bahwa kesengajaan untuk melanggar aturan keamanan siber dilakukan oleh karyawan non-IT dan TI dalam dua tahun terakhir.

Mereka mengatakan pelanggaran kebijakan seperti ini yang dilakukan oleh pejabat senior keamanan TI menyebabkan 16% insiden dunia maya dalam dua tahun terakhir, 4% lebih tinggi dari rata-rata global.

Selain itu, profesional TI lainnya dan kolega non-TI perusahaan masing-masing menyebabkan 15% dan 12% insiden dunia maya ketika mereka melanggar protokol keamanan.

Terkait perilaku individu karyawan, masalah yang paling umum adalah karyawan dengan sengaja melakukan apa yang dilarang dan, sebaliknya, mereka gagal melakukan apa yang diwajibkan.

Oleh karena itu, responden menyatakan bahwa seperempat (35%) insiden dunia maya dalam dua tahun terakhir terjadi karena penggunaan kata sandi yang lemah atau kegagalan untuk mengubahnya pada waktu yang tepat. Angka ini 10% lebih tinggi dibandingkan hasil global sebesar 25%.

Penyebab lain dari hampir sepertiga (32%) pelanggaran keamanan siber adalah akibat staf di Asia Pasifik mengunjungi situs web yang tidak aman.

Sebanyak 25% lainnya melaporkan bahwa mereka menghadapi insiden dunia maya karena karyawan tidak memperbarui perangkat lunak atau aplikasi sistem saat diperlukan.

Hal mengkhawatirkan lainnya, responden dari Asia Pasifik mengakui bahwa, selain perilaku tidak bertanggung jawab yang telah disebutkan, 26% tindakan berbahaya dilakukan oleh karyawan demi keuntungan pribadi.

Temuan menarik lainnya adalah pelanggaran kebijakan keamanan informasi yang disengaja oleh karyawan merupakan masalah yang relatif besar di industri jasa keuangan, seperti yang dilaporkan oleh 18% responden di sektor ini.

Baca juga : Tahun 2024? Kaspersky: Kuatkan Pertahanan Keuangan Dari Berbagai Ancaman

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU