Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Akibat Perang Hamas-Israel, TikTok Ban 24 Juta Akun Palsu

BACA JUGA

Selular.ID – TikTok telah membanned atau menghapus akun sebanyak 24 juta, semenjak peperangan Hamas dengan Israel.

Dalam sebuah pernyataan, TikTok telah memberikan rincian baru tentang jumlah akun dan video yang telah dihapus sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

Menurut TikTok, mereka menghapus lebih dari 925.000 video di wilayah konflik dan jutaan konten lainnya dari seluruh dunia.

Perusahaan juga mengatakan mereka mengalami lonjakan keterlibatan palsu dalam beberapa minggu terakhir. “Sejak 7 Oktober, kami telah menghapus lebih dari 24 juta akun palsu secara global dan lebih dari setengah juta komentar bot pada konten dengan tagar terkait konflik.”

Rincian baru ini muncul ketika TikTok menghadapi pengawasan yang semakin ketat mengenai bagaimana aplikasinya merekomendasikan konten terkait konflik yang sedang berlangsung.

Menurut NBC News, beberapa anggota parlemen baru-baru ini meningkatkan seruan mereka agar aplikasi tersebut dilarang di tengah tuduhan bahwa algoritma TikTok secara tidak proporsional mempromosikan konten pro-Palestina.

Dalam pembaruannya, TikTok mengatakan bahwa klaim tersebut didasarkan pada analisis yang tidak masuk akal terhadap datanya.

“Selama beberapa hari terakhir, ada analisis yang tidak masuk akal terhadap data tagar TikTok seputar konflik tersebut, menyebabkan beberapa komentator memberikan sindiran yang salah bahwa TikTok mendorong konten pro-Palestina daripada konten pro-Israel ke pengguna AS.” Kata perusahaan.

Perusahaan menambahkan bahwa, di Amerika Serikat, tagar #standwithisrael telah dilihat 46 juta kali sejak 7 Oktober, sementara #standwithpalestine telah dilihat 29 juta kali.

TikTok bukan satu-satunya platform yang menghadapi peningkatan pengawasan atas kebijakan moderasinya karena ketegangan seputar konflik meluas ke platform media sosial.

Meta menghadapi tuduhan bahwa mereka memblokir akun Instagram yang memposting tentang kondisi di Gaza, yang dikaitkan dengan bug.

Di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, sedang menangani penyelidikan Uni Eropa atas penanganan misinformasi terkait konflik tersebut.

Baca juga : TikTok Shop Mulai Rekrut Karyawan, Versi E-Commerce Segera Meluncur?

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU