Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Pasar Kripto Rontok Dampak Inflasi AS hingga Perang Israel vs Hamas

BACA JUGA

JAKARTA, SELULAR.ID – Dampak inflasi di Amerika Serikat hingga perang antara Israel vs Hamas jadi biang keladi rontoknya pasar kripto.

Pasar kripto mayoritas turun dalam 24 jam terakhir setelah inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) di atas ekspektasi pasar.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat (13/10/2023) pukul 08.03 WIB, pasar kripto mayoritas mengalami pelemahan.

Bitcoin naik tipis 0,17% ke US$26.830,71 dan secara mingguan turun 2,33%.

TONTON JUGA:

Ethereum turun 0,95% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari anjlok 4,52%.

XRP terdepresiasi 0,51% secara harian dan secara mingguan juga ambles 7,82%.

Baca juga: Konflik Israel Hamas dan Inflasi AS Berdampak pada Pasar Kripto

Begitu pula dengan Solana yang berada di zona negatif 1,96% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan longsor 6,60%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,35% ke angka 1.102,46. Open interest stagnan 0,00% di angka US$24,73 miliar.

Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 44 yang mana merupakan kategori fear atau sama jika dibandingkan dengan hari kemarin (12/10/2023) yang berada di angka 45 dengan kategori fear juga.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 39 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase pesimis/fear dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Penyebab Pasar Kripto Rontok

Baca juga: Pinjol Meningkat 71 Persen, Pada Juni 2023, Pinjaman Untuk Pemuda Capai Rp2,3 Juta

Kamis (12/10/2023) malam, AS telah merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode September.

Secara bulanan, IHK tersebut naik 0,4% dibandingkan perkiraan ekonom sebesar 0,3% dan bulan sebelumnya 0,6%. Pada basis tahun-ke-tahun di bulan September, CPI naik 3,7% dibandingkan perkiraan 3,6%.

Sementara tekanan suku bunga di AS terus mendapat perhatian serius dunia.

Khususnya di pasar tradisional, tekanan ini menyebabkan kerugian yang signifikan di pasar mata uang kripto.

Selain itu, konsep suku bunga “lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama” kembali mengemuka di kalangan para ahli, sehingga menimbulkan kekhawatiran di antara banyak investor.

Kejadian ini sedikit menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang mungkin mempengaruhi ketidakberlanjutan pergerakan Bitcoin setelah rilis data inflasi AS.

Salah satunya pasar keuangan global akhir-akhir ini sangat bergejolak akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap perang Israel-Hamas dan peristiwa makroekonomi lainnya.

Khususnya, industri kripto telah berjuang untuk tetap berada di wilayah positif, karena investor masih wait and see.

Baca juga: Aset Kripto Bitcoin Masih Wait and See Jelang Rilis Data Inflasi

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU