Selular.ID – Nokia mengungkapkan rencana untuk mengurangi biaya antara €800 juta hingga €1,2 miliar pada akhir 2026 dengan memangkas sebanyak 14.000 karyawan atau sekitar 16 persen dari jumlah tenaga kerja saat ini.
Kebijakan yang tidak popular tersebut terpaksa diambil, karena vendor peralatan telekomunikasi asal Finlandia itu membukukan penurunan laba bersih pada Q3-2023 sebesar 69 persen.
Dalam pernyataan yang diumumkan bersamaan dengan hasil keuangannya, perusahaan mengatakan berencana untuk bergerak cepat dalam program pengurangan biaya.
Rinciannya adalah penghematan €400 juta yang ditargetkan pada 2024 dan tambahan €300 juta pada tahun berikutnya.
Seiring dengan pengurangan jumlah karyawannya yang berjumlah 86.000 orang, Nokia berencana melakukan sejumlah perubahan organisasi termasuk memberikan lebih banyak otonomi operasional pada masing-masing segmen dan merealokasi staf penjualan ke divisi yang terpisah.
Perusahaan mencatat bahwa upayanya untuk “mengatur ulang basis biayanya” adalah upaya untuk “memposisikan perusahaan dengan lebih baik untuk pertumbuhan jangka panjang dan memungkinkannya untuk menavigasi ketidakpastian pasar saat ini.”
Baca Juga: Bukan Nokia, HMD Global Bikin Merek Smartphone Sendiri
Nokia menambahkan bahwa skala pasti dari program ini akan bergantung pada “evolusi permintaan pasar akhir” dan langkah tersebut “diharapkan dapat memberikan penghematan secara neto namun besarnya akan bergantung pada inflasi.”
Pemotongan ini diperkirakan akan berdampak terutama pada divisi Jaringan Selular, Cloud, dan Layanan Jaringan, serta fungsi internal perusahaan.
Presiden dan CEO Nokia Pekka Lundmark mengatakan perusahaan terus percaya pada daya tarik pasar yang digarap perusahaan dalam jangka menengah dan panjang.
Menurutnya, revolusi Cloud Computing dan AI tidak akan terwujud tanpa investasi signifikan pada jaringan yang memiliki kemampuan jauh lebih baik.
“Namun, meskipun waktu pemulihan pasar masih belum pasti, kami tidak tinggal diam namun mengambil tindakan tegas pada tiga tingkatan: strategis, operasional, dan biaya”, ujar Pekka.
Perubahan arah korporasi ini terungkap ketika Nokia mengungkapkan penurunan laba dan pendapatan di Q3-2023, yang disebabkan oleh ketidakpastian makroekonomi dan kenaikan suku bunga yang terus menekan pengeluaran operator.
Divisi Jaringan Selular mencatat penurunan penjualan tahun-ke-tahun sebesar 19 persen (disesuaikan dengan fluktuasi mata uang) menjadi €2,2 miliar.’
Hal ini disebabkan oleh “moderasi dalam laju penerapan 5G di India yang berarti pertumbuhan di sana tidak lagi memadai. untuk mengimbangi perlambatan di Amerika Utara.”
Laba operasionalnya dari unit tersebut turun dari €278 juta pada Q3 2022 menjadi €99 juta pada kuartal terakhir. Angka ini menempatkannya dari segmen perusahaan dengan laba operasional tertinggi ke posisi ketiga, di belakang Infrastruktur Jaringan dan Teknologi Nokia.
Secara keseluruhan, pendapatan bisnis turun 20 persen dibandingkan tahun lalu menjadi €5 miliar, dengan laba turun 69 persen menjadi €133 juta.
Sejatinya langkah pemangkasan karyawan, bukan kali pertama dilakukan oleh Nokia. Vendor yang berbasis di Oslo itu, telah melakukan PHK terhadap lebih dari 10.000 karyawannya dalam dua tahun terakhir.
Dilansir dari Gizchina, Rabu (10/3/2021) langkah PHK tersebut, membuat Nokia mampu mengurangi beban tenaga kerja hingga USD 597 juta atau Rp 8,5 triliun dalam setahun.
Hasilnya pun terbilang efektif. Perusahaan teknologi yang belum lama ini berganti logo itu, mampu membukukan peningkatan pendapatan pada Q4 2022, didukung oleh keuntungan pada seluruh lini bisnisnya.
Tercatat sepanjang Q4-2022, penjualan bersih Nokia tumbuh 16% tahun-ke-tahun menjadi €7,4 miliar, dengan unit infrastruktur jaringan tumbuh 14% karena percepatan jaringan optik dan IP.
Peningkatan pendapatan terbesar datang dari divisi teknologi, yang melesat hingga 82% sebagai “penerima lisensi jangka panjang menggunakan opsi”.
Penjualan perusahaan juga melonjak, tumbuh 49%. Dengan pertumbuhan yang kuat di berbagai lini bisnis itu, laba bersih Nokia terkerek naik. Tak tanggung-tanggung, meningkat 364% menjadi €3,2 miliar.
Namun memasuki pertengahan 2023, melesunya perekonomian dunia karena meningkatnya inflasi, berdampak pada anjloknya pertumbuhan pendapatan.
Agar kembali ke jalur pertumbuhan, Nokia kembali mengurangi tenaga kerja. Tak tanggung-tanggung, kali ini menyasar sebanyak 14.000 karyawan.
Baca Juga: Nokia Garap Produk Elektronik Jaringan Broadband di Amerika Serikat