JAKARTA, SELULAR.ID – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo mendorong hanya ada tiga operator seluler di Indonesia.
Saat ini, Indonesia memiliki empat operator seluler di antaranya PT Telkomunikasi Selular atau Telkomsel sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Tiga lainnya yakni Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) sebagai perusahaan hasil merger Indosat dan Tri, PT XL Axiata Tbk (EXCL), serta PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Kominfo dorong hanya ada operator di Indonesia yang Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo Denny Setiawan dalam acara Selular Bussines Forum atau SBF 2023.
TONTON JUGA:
“Magic number apakah tiga atau empat nantinya di Indonesia, yang pasti masing-masing negara berbeda-beda,” ujar Denny.
“Jika tiga kompetisinya bisa lebih fair dan kualitasnya lebih bagus mengapa tidak menjadi tiga,” sambungnya di acara SBF.
Baca juga: Korelasi Antara Jumlah Operator dan Kualitas Sinyal di Indonesia
Sebelumnnya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi secara tegas mendorong konsolidasi di industri telekomunikasi terus berlanjut sehingga hanya ada tiga operator seluler yang beroperasi di Indonesia.
“Konsolidasi harus tercipta untuk menjadi 3 operator sehingga terjadi peningkatan kualitas pelanggan, jaringan yang lebih kuat serta efisiensi biaya,” kata Budi Arie, akhir September 2023 lalu.
Lewat konsolidasi, industri telco bakal bisa mendongkrak kualitas layanan internet di Indonesia.
Saat ini, menurutnya, kecepatan internet Indonesia nomor 9 dari 10 negara Asean dan nomor 121 dari 182 negara di dunia.
“Ini sangat memprihatinkan. Padahal kita berjuang untuk menjadi negara maju, ” ujarnya.
Baca juga: Pinjol Meningkat 71 Persen, Pada Juni 2023, Pinjaman Untuk Pemuda Capai Rp2,3 Juta
Budi mendorong agar Smartfren melakukan merger dengan operator lainnya.
“Selain opsi merger dengan XL, bisa juga Smartfren merger dengan operator lainnya baik Indosat maupun Telkomsel. Yang terpenting konsolidasi menjadi 3 operator terwujud,” jelas Budi Arie.
Menkominfo berjanji pemerintah akan memfasilitasi proses merger Smartfren dengan operator lainnya agar tercipta industri telco yang lebih baik dan sehat.
Sementara itu, anggota Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI) Rudi Purwanto mengatakan kualitas seluler akan makin baik jika operator seluler jumlahnya sedikit.
Rudi menjelaskan korelasi jika operator seluler lebih sedikit maka membuat alokasi frekuensinya lebih optimal.
“Korelasinya operator lebih sedikit, membuat alokasi frekuensinya lebih optimal karena operator memiliki pita bandwith yang lebih besar dan dari kapasitas besar itu membuat layanan yang baik,” ungkap Rudi.
Baca juga: Kemenkeu Ungkap Operator Telekomunikasi Keberatan Dengan PNBP