JAKARTA, SELULAR.ID – Pemerintah menyiapkan satgas transformasi digital terkait rencana pelarangan TikTok Shop di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut Presiden Jokowi yang tengah menyiapkan satgas transformasi digital terkait pelarangan TikTok Shop di Indonesia.
Teten mengatakan selama ini pengaruh transformasi digital dalam perekonomian negara itu memang sangat besar dan tak terhindarkan.
Hal tersebut tentunya perlu perlindungan untuk pasar domestik.
TONTON JUGA:
Dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR, Teten mengatakan agar Indonesia mencontoh China yang berhasil melakukan akselerasi digital, melahirkan ekonomi baru sekaligus melindungi pasar domestik dengan ketat.
Baca juga: Pertumbuhan Motor Listrik Capai 15 Kali Lipat Selama Dua Tahun, Deloitte dan Foudry Lakukan Riset
“Ekonomi digital di China 90 persen dikuasai domestik, asing itu hanya 10 persen karena mereka mengatur demikian ketatnya. Karena itu waktu RDP (rapat dengar pendapat) yang lalu saya sampaikan kita tiru model China,” kata Teten, Selasa (12/9/2023) lalu.
“Di China platform digital tidak boleh monopoli. Media sosial dan dagang dipisah. TikTok sendiri di Tiongkok dipisah antara TikTok medsosnya dan TikTok Shop-nya. Nah, di Indonesia dibolehkan. Yang bodoh siapa?” sambungnya.
Maka itu, Teten menegaskan bahwa pemerintah harus segera mengatur ekonomi digital secepatnya.
Jika tidak, transformasi digital bisa menjadi ancaman bagi ekonomi domestik sehingga dapat membunuh ekonomi lama.
“Harus melahirkan ekonomi baru, bukan membunuh investor lama, membunuh warung lama. Karena itu Pak Presiden saat ini sedang menyiapkan satgas transformasi digital,” kata dia.
Teten mengatakan akan membahas persoalan ini lebih lanjut dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Investasi pada Kamis (14/9/2023) besok.
Sebelumnya, Teten sudah memanggil pihak TikTok Indonesia untuk melarang para penjual dalam melakukan praktik predatory pricing atau memberikan harga yang tidak masuk akal. Namun hingga kini panggilan tersebut belum berbuah hasil.
“Sebelumnya saya juga memanggil Shopee, karena Shopee pernah melakukan menjual produk dari China dengan harga predatory pricing yang enggak masuk akal. Dan mereka sepakat meng-drop produk-produk pakaian muslim, waktu itu, untuk tidak dijual lagi,” lanjut dia.
Berani Buat Aturan
Baca juga: Taktik OJK Pelototi Pinjol, Agusman Bocorkan Pengawasannya