Selular.ID – Membayangkan brand teknologi asal Tiongkok, Huawei tidak pernah terjadi banned atau larangan oleh Amerika Serikat, mungkin kondisi pasar smartphone tidak akan seperti saat ini.
Huawei ini berdiri sejak tahun 1987 yang memang sudah berfokus untuk menghadirkan perangkat alat komunikasi, jaringan, dan semikonduktor.
Huawei dengan produk yang ditawarkan ini patut di perhitungkan oleh produsen dari negara lain, terutama di dalam industri smartphone.
Terakhir kali Huawei menjadi raja industri smartphone itu terjadi pada kuartal kedua tahun 2020 menurut Counterpoint, ia mengalahkan nama-nama yang besar lainnya seperti Samsung dan Apple.
Pada bulan April di tahun tersebut, Counterpoint mencatat pengiriman ponsel dunia adalah 69,37 juta, dimana 21,4 persennya adalah ponsel Huawei, Sedangkan ponsel-ponsel Samsung hanya memiliki pangsa pasar 19,1 persen.
Namun gara-gara perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, berimbas ke semua aspek yang membuat Huawei serasa dilumpuhkan.
Salah satu dampak sanksi ini adalah Huawei tak mendapat lisensi Android sehingga ponsel Huawei tidak memiliki aplikasi bawaan Google seperti Gmail, Play Store, YouTube hingga Maps.
Dan kini sudah berjalan hampir 3 tahun dan menjelang diulang tahunnya pada 15 September, salah satu akun di X (Twitter) bernama Alvin seorang yang berasal dari Indonesia, yang dalam bionya ia adalah sebagai pecinta teknologi dan punya bocoran mengenai teknologi. Ia mengungkapkan dan berandai-andai kalau kondisi sanksi Huawei yang diberikan oleh Amerika tidak pernah terjadi.
Ada 5 point yang ia berikan, yang kemungkinan akan terjadi pada Huawei, yakni:
- Samsung tidak akan menjadi merek smartphone nomor satu
- Dunia teknologi masih akan sangat kompetitif
- Pasar ponsel unggulan tidak akan membosankan di seluruh dunia
- Huawei akan mengembangkan prosesor yang sebagus Apple Silicon dan Qualcomm Snapdragon
- Apple dan Samsung mungkin tidak senyaman sekarang
Imagine if Huawei was never banned by the United States…
✅️ Samsung wouldn't be the number one smartphone brand
✅️ The tech world would still be highly competitive
✅️ The flagship phone market wouldn't be boring worldwide
✅️ Huawei would've developed a processor that… pic.twitter.com/4MmlYEwaBS— Alvin (@sondesix) September 5, 2023
Tentu, berandai-andai kalau Huawei tidak pernah terkena sanksi oleh Amerika Serikat, kondisi seperti diats mungkin terjadi, dan mungkin perusahaan tersebut akan terus berkembang dan menjadi pemimpin global dalam industri teknologi.
Kini Huawei terkhusus di pasar Indonesia serasa ingin meninggalkan produk smartphonenya.
Malah perusahaan akhir-akhir ini lebih berfokus pada produk IoT, ataupun laptop dan tablet.
Baca juga : Spesifikasi Huawei Mate 60 Pro yang Membuat Amerika Serikat Ketar-Ketir