JAKARTA, SELULAR.ID – Apakah pemerintah Indonesia harus suntik mati jaringan telekomunikasi generasi kedua alias 2G untuk mengembangkan teknologi 5G?
Pasalnya pengembangan dan penerapan teknologi jaringan 5G di Indonesia seperti berhenti di tengah jalan.
Padahal teknologi 5G sudah sejumlah pihak perkenalkan sejak Mei 2021 di Indonesia.
Hanya saja realitanya itu hanya berapi-api di awal, dan sekarang malah seperti tidak ada pergerakan.
TONTON JUGA:
Bahkan penerapan teknologi jaringan 5G di Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Teknologi jaringan 5G ini memang sudah ada di beberapa kota di Indonesia meskipun masih belum maksimal penggunaannya.
Baca juga: XL Axiata Berharap Pemerintah Gratiskan Spektrum untuk Gelar 5G
Pasalnya hanya ada di beberapa titik di dalam kota tersebut.
Kota-kota tersebut yakni beberapa wilayah di Jabodetabek, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Batam, Denpasar, dan Balikpapan.
Terbatasnya ketersediaan spektrum yang milik operator seluler dan ekosistem yang belum terbentuk menjadi batu sandungannya.
Berbeda dengan pendahulunya, yakni 4G, yang tidak hanya panas ketika pertama kali muncul, Tetapi juga beriringan dengan pengembangannya yang begitu pesat.
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa pemerintah lakukan, mungkin salah satunya ialah memberdayakan spektrum frekuensi yang sudah ada.
Maksudnya di sini mengganti teknologi lama dengan yang baru.
Baca juga: Tragedi Pinjol Di Teror Debt Collector Hingga Bunuh Diri
Seperti yang Selular beritakan sebelumnya, bahwa Indonesia masih menyediakan jaringan generasi kedua alias 2G.
Padahal penerusnya yakni 3G sudah resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) matikan.
Dengan begitu 4G lebih bebas melenggang dan dapat masyarakat di Tanah Air nikmati.
Mungkin kalau Kominfo melakukan suntik mati terhadap 2G, penyebaran 5G bisa berjalan lebih cepat.
Namun pertanyaan besarnya, apakah mematikan 2G itu perlu demi keberlangsungan hidup jaringan generasi kelima alias 5G ini?
Denny Setiawan, Direktur Penataan Sumber Daya SDPPI, pun memberikan jawabannya.
Berbicara kepada Selular.id usai acara the 2nd MASTEL’s 5G Summit di Hotel JS Luwansa (21/9/2023), mengenai upaya tersebut sepertinya pihaknya masih harus mendiskusikannya.
Ia mengungkapkan butuh sebuah rencana untuk merealisasikannya.
“Kita butuh suatu road map ke depan ya. Kita tidak mau juga kalah sama negara tetangga. Tapi challenge-nya adalah kalau lebih cepat buat apa. Ya itu nanti yang harus kita cari bersama. Nah itu kita harus punya road map. Nah kita tetapkan bersama,” kata Denny.
Menurutnya hal tersebut bisa mendorong semangat yang lain, tidak hanya operator tapi juga pemerintah dan ekosistem.
Jadi kata Denny, ada target yang jelas selama lima tahun ke depan agar bisa lebih baik dari saat ini.
Baca juga: Pinjol Meningkat 71 Persen, Pada Juni 2023, Pinjaman Untuk Pemuda Capai Rp2,3 Juta