Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Strategi Baru China di Perang Chip, Bisa Buat AS Ketar-Ketir

BACA JUGA

JAKARTA, SELULAR.ID – China terapkan strategi baru untuk memenangkan perang chip melawan Amerika Serikat (AS).

Strategi baru dari China ini membuat perang chip antara negeri Tirai Bambu melawan negara Paman Sam semakin memanas.

Terungkap, China mulai membatasi ekspor dua bahan utama yang sangat penting untuk industri semikonduktor.

Di bawah aturan baru, lisensi khusus wajib ada untuk mengekspor galium dan germanium dari ekonomi terbesar kedua di dunia.

TONTON JUGA:

Bahan tersebut sangat penting untuk memproduksi chip yang biasanya ada dalam peralatan militer.

Sebelumnya, AS melakukan upaya untuk membatasi akses Beijing ke teknologi mikroprosesor.

Baca juga: Tak Ekspor Chip ke China, Jepang Bantu Amerika Serikat

China sejauh ini merupakan pemain terbesar dalam rantai pasokan galium dan germanium global.

Mereka menghasilkan 80% galium dunia dan 60% germanium, menurut badan industri Critical Raw Materials Alliance (CRMA).

Bahannya adalah “logam minor”, yang berarti bahwa bahan tersebut biasanya tidak kita temukan sendiri di alam.

Bahkan seringkali merupakan produk sampingan dari proses lain.

Seperti Selular beritakan sebelumnya, AS bersama Jepang dan Belanda telah memberlakukan pembatasan ekspor teknologi chip di China.

AS, Jepang dan Belanda merupakan rumah bagi pembuat peralatan chip utama ASML.

“Waktu pengumuman dari China ini tidak kebetulan, mengingat pembatasan ekspor chip yang beberapa negara umumkan termasuk Belanda,” kata Colin Hamilton dari perusahaan investasi BMO Capital Markets, melansir BBC, Kamis (3/8/2023)

“Sederhananya, jika Anda tidak memberi kami chip, kami tidak akan memberi Anda bahan untuk membuat chip itu,” tambahnya.

Perang teknologi antara dua ekonomi terbesar di dunia telah menimbulkan kekhawatiran atas munculnya “nasionalisme sumber daya”.

Hal ini bisa terjadi saat pemerintah menimbun bahan-bahan penting untuk memberikan pengaruh atas negara lain.

“Kami melihat pemerintah semakin menjauh dari narasi globalisasi,” kata Gavin Harper, peneliti bahan kritis di Universitas Birmingham.

“Gagasan bahwa pasar internasional hanya akan mengirimkan bahan telah hilang dan, jika Anda melihat gambarannya secara lebih luas, industri Barat mungkin menghadapi sedikit ancaman eksistensial,” imbuhnya.

Namun, pembatasan ekspor China ini kemungkinan memiliki dampak terbatas dalam jangka panjang.

Konsultan risiko politik Eurasia Group juga mengakui China adalah pengekspor galium dan germanium terkemuka.

Meskipun demikian, konsultan menyebut masih ada bahan pengganti dalam produksi komponen seperti chip komputer.

Baca juga: Ketimbang Berseteru, Qualcomm dan IBM Dorong Dialog Pembatasan Perdagangan Chip

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU