Jakarta, Selular.ID – Gegara sengketa perbatasan di Himalaya, India terus mempertahankan tekanan atas China dalam pertarungan melibatkan pemain teknologi.
Menteri elektronik dan TI India mengungkapkan bahwa vendor ponsel pintar China, berusaha menghindari pajak mencapai miliaran rupee selama beberapa tahun.
Kepada outlet media, The Economic Times (ET), Rajeev Chandrasekhar mengatakan kepada parlemen India, sejumlah termasuk Xiaomi, Oppo dan Vivo telah mulai membayar pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST) dan bea cukai yang hilang, tetapi tindakan tambahan terhadap perusahaan sedang berlangsung.
Chandrasekhar mengungkapkan Xiaomi sedang dikejar untuk INR6,8 miliar ($82,9 juta) dalam pembayaran bea cukai yang terlewat untuk tahun fiskal dari 2020 hingga 2022, bersama dengan pembayaran GST yang hilang sebesar INR1,7 miliar antara 2017 dan awal bulan ini.
Chandrasekhar mengatakan Xiaomi telah membayar INR107,6 juta dari biaya bea cukai dan INR820,4 juta dari jumlah GST bersama dengan beberapa pembayaran bunga dan denda.
Baca Juga: Pemerintah Akan Larang Smartphone China Murah Edar di India
Oppo dinilai telah mengurangi bea cukai senilai INR44 miliar pada tahun fiskal 2020 dan 2021, dengan INR4,8 miliar pulih. Vendor tersebut rupanya juga berutang INR6,8 miliar di GST, tetapi telah melunasi INR7,4 miliar.
Vivo juga dituduh mengurangi kewajiban bea cukai sebesar INR28,8 miliar pada tahun fiskal 2021 dan 2023, sekitar INR1,2 miliar di antaranya telah dipulihkan.
Vendor juga gagal membayar INR482,5 juta dalam GST, dengan INR512,5 juta sekarang dibayarkan, meskipun ET mencatat kasus ini masih dalam proses.
Selain tindakan keras dengan mendenda Xiaomi, Vivo, dan Oppo, Pemerintah India juga berusaha membatasi produsen China untuk menjual smartphone murah di negara itu.
Segmen ponsel murah di sini adalah harga di bawah INR12.000 atau setara Rp2,2 juta. Langkah ini diambil India dalam upaya untuk mendorong merek-merek China keluar dari segmen bawah.
Tentu keputusan ini akan sangat mempengaruhi Xiaomi, Realme, dan Transsion karena mereka adalah brand yang menjual banyak smartphone di segmen di bawah $150 di India.
Menurut Counterpoint, smartphone dalam kategori harga ini berkontribusi sepertiga dari volume penjualan India untuk kuartal hingga Juni 2022, dengan merek China menyumbang hingga 80% dari pengiriman tersebut.
Penjualan kedua perusahaan hanya kurang dari 50% dari penjualan smartphone India sebelum mereka dikalahkan oleh merek China, yang menawarkan spesifikasi lebih baik dengan harga lebih rendah dan akhirnya mendominasi pasar smartphone terbesar kedua di dunia.
Menurut Counterpoint, Xiaomi, Samsung, Vivo, Realme, dan Oppo adalah lima merek smartphone teratas di India hingga Q2 2022, dengan Samsung menjadi satu-satunya perusahaan non-China dalam daftar.
Meskipun belum ada pengumuman resmi dari pemerintah India, perkembangan ini terjadi pada saat merek smartphone China seperti Xiaomi, vivo, dan Oppo berada di radar pemerintah India untuk kegiatan bisnis ilegal di negara tersebut, termasuk pencucian uang dan penghindaran pajak.
Baca Juga: Tiga Vendor Smartphone China Jalin Kerjasama Transfer Data Antar Perangkat