Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Pemerintah Kantongi Rp885,8 Miliar dari Pajak Kripto dan Pinjol

BACA JUGA

Kondisi yang tidak pasti ini berpotensi membuat harga Bitcoin mengalami konsolidasi di kisaran US$ 26.000 (sekitar Rp396 juta) hingga US$ 25.000 (sekitar Rp 381 juta).

Berdasarkan analisis teknikal dari grafik mingguan Bitcoin, terdapat kemungkinan adanya koreksi drastis lebih lanjut sehingga memberikan peluang terciptanya harga ‘diskon’ untuk bisa dimanfaatkan oleh investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi.

Menuurt Fyqieh, target saat ini berada di kisaran US$ 22.000 (sekitar Rp 335 juta) hingga US$ 20.000 (sekitar Rp 305 juta), yang sejalan dengan garis Fibonacci 61,8% yang umumnya menjadi titik harga pulih.

“Indikator relative strength index (RSI) dan Moving average convergence/divergence (MACD) juga memberikan dukungan pada skenario koreksi ini, terlihat dari dominasi volume penjualan dibandingkan volume pembelian,” ujar Fyqieh.

Namun, perubahan mendadak dalam pandangan  Jerome Powell, Ketua The Fed misalnya mengindikasikan niat untuk menghentikan peningkatan suku bunga acuan atau bahkan meningkatkan jumlah uang beredar, dapat berpotensi menghasilkan dampak yang signifikan.

Dalam situasi ini, aset berisiko seperti saham dan kripto berpotensi mengalami kenaikan.

Hal ini dapat membawa Bitcoin untuk pulih dan mencapai kembali kisaran US$ 30.000 (Rp 457 juta), membuka peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut menjelang peristiwa halving berikutnya.

Investor Bitcoin bisa menilai volatilitas yang sideways dan cenderung jenuh. Sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio dengan menambahkan berbagai aset kripto. Ini dapat membantu mengurangi risiko.

Untuk jangka panjang bisa mulai menabung atau DCA (dollar cost averaging) dengan rutin hingga halving Bitcoin. Ini merupakan sentimen yang sangat bagus,” tutur Fyqieh.

Transaksi Bitcoin Rendah
Aset Bitcoin sendiri baru-baru ini diperdagangkan pada level terendah dalam dua bulan terakhir, yaitu sekitar US$ 26.000 atau Rp396 juta.

Hal ini mencerminkan adanya tren investasi kripto yang cenderung bergerak sideways, tanpa arah yang pasti.

Menurut Fyqieh, Bitcoin mungkin masih memiliki potensi untuk mengalami penurunan yang lebih dalam jangka pendek.

Baca Juga:Pengamat Sebut Bitcoin Tak Akan Sentuh USD100.000 Sebelum Halving

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU