Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Pengamat Sebut Project S Bukan Ancaman Bagi Pasar Digital

BACA JUGA

JAKARTA, SELULAR.ID – Pengamat menyebut Project S TikTok bukanlah ancaman bagi pasar digital di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga yang menyebut Project S TikTok bukanlah ancaman bagi pasar digital.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebutkan Project S TikTok ciptaan Bytedance ini akan menjadi ancaman bagi UMKM di tanah air.

Pasalnya Project S TikTok ini yang akan memproduksi produk yang sedang banyak orang cari dan mereka jual di dalam platformnya.

TONTON JUGA:

Berbeda dengan E-commerce atau TikTok Shop di mana mereka hanya menyediakan lapak, sedangkan penjual dan pembelinya adalah masyarakat sendiri.

Saat ini, Project S TikTok sudah berjalan di Inggris.

Baca juga: Presiden Jokowi Turun Tangan Selesaikan Ancaman Project S TikTok Kepada UMKM

Project S adalah nama internal, dan implementasinya di pasar Inggris adalah dengan mengenalkan fitur “Trendy Beat”.

Fitur tersebut satu bagian dari marketplace TikTok Shop yang menjual sejumlah jenis barang yang berasal dari China.

Lalu oleh perusahaan yang berlokasi di Singapura dan miliki Bytedance, induk perusahaan TikTok jual ke pasar.

Perhatian terkait Project S karena banyaknya pemberitaan belakangan ini.

Hal ini seringkali berkaitan dengan diskusi mengenai social commerce dan perkembangannya di Indonesia

Termasuk hubungannya dengan marketplace e-commerce.

Menurut definisi dalam rancangan revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 50/2021, Social-Commerce adalah penyelenggara media sosial yang menyediakan fitur, menu, dan/atau fasilitas tertentu yang memungkinkan Pedagang (merchant) dapat memasang penawaran barang dan/atau jasa.

“Dengan demikian ini memberi kejelasan antara perbedaan social commerce dengan media sosial,” ujar Bima Laga kepada Selular, Selasa (25/7/2023).

“Dengan demikian, pada dasarnya socio-commerce merupakan bagian dari landscape e-commerce di Indonesia saat ini,” sambungnya.

Bima menambahkan kehadiran social commerce dan media sosial tentu juga bisa menambah opsi bagi para pengusaha, termasuk UMKM.

“Tujuannya tentu saja untuk mempromosikan produk dan jasa mereka,” jelasnya.

Khusus mengenai TikTok, Bima menyebut bahwa ada perbedaan antara TikTok, sebagai salah media sosial yang populer dan TikTok Shop, salah satu marketplace e-commerce platform.

“Untuk TikTok Shop, di mana pengusaha bisa membuka toko dan menjual produk dan jasa mereka,” tandasnya.

Baca juga: Tak Hanya E-commerce, TikTok Juga Ingin Kuasai Bidang Ini

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU